Siapa sangka aktivitas memasak memiliki dampak positif bagi kesehatan mental? Selain membantu menciptakan pola makan yang lebih sehat, memasak juga terbukti dapat meredakan stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional.
Ada penelitian yang diterbitkan oleh National Institutes of Health (NIH) mengungkapkan bahwa memasak secara teratur bisa memberikan berbagai manfaat psikologis.
Mereka menyebutnya sebagai “intervensi memasak”. Jadi, kegiatan mulai dari mencoba mengeksplorasi resep baru hingga mengikuti kelas memasak, semua ini menjadi sebuah “intervensi” bagi seseorang.
Melalui intervensi ini, seseorang dapat memperbaiki suasana hati dan menambah rasa percaya diri.
Psikoterapis Elisabeth Crain menjelaskan bahwa memasak memungkinkan seseorang untuk fokus pada proses kreatif.
Memotong bahan, menumis bumbu, atau merebus dapat memberikan efek terapeutik yang menenangkan pikiran. Aktivitas ini juga membantu menciptakan rutinitas yang menyenangkan dan memberi rasa pencapaian setelah makanan siap disajikan.
Mengapa Memasak dapat Berdampak Baik Bagi Kesehatan Mental
Lalu apa yang menyebabkan memasak dapat berpengaruh baik terhadap kesehatan mental? Masih dari sumber yang sama, didapatkan informasi sebagai berikut:
1. Mengalihkan Fokus dari Stres
Memasak membuat kita terlibat penuh dalam aktivitas yang membutuhkan konsentrasi. Kegiatan di dapur ini dapat membantu mengalihkan pikiran dari masalah atau tekanan yang sedang dihadapi.
2. Melatih Kreativitas dan Mindfulness
Selain menjadi pengalih yang baik, memasak juga mengaktifkan berbagai paparan terhadap indera yang dimiliki oleh kita, manusia.
Misalnya ketika melihat warna cerah bahan makanan, mencium aroma masakan, dan mendengar suara mendidih. Pengalaman ini merangsang kreativitas dan melatih fokus pada saat ini, atau yang dikenal sebagai mindfulness.
3. Meningkatkan Rasa Percaya Diri
Kepercayaan diri seseorang juga bisa meningkat dari kegiatan memasak. Bagaimana bisa?
Bayangkan Anda berhasil menyiapkan hidangan yang lezat. Setiap kali Anda berhasil membuat kue, roti, atau makanan lainnya maka dapat memberikan rasa pencapaian. Proses ini memperkuat keyakinan diri dan memperbaiki suasana hati.
Nutrisi Sehat untuk Pikiran yang Sehat
Selain aktivitas memasak itu sendiri, hasil masakan yang sehat juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan mental.
Menggunakan bahan-bahan segar seperti sayuran hijau, ikan berlemak, dan kacang-kacangan kaya omega-3 dapat mendukung kesehatan otak dan memperbaiki suasana hati.
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi makanan bergizi, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, dapat mengurangi risiko gangguan suasana hati seperti depresi dan kecemasan.
Dengan memasak sendiri, kita juga bisa mengontrol jumlah garam, gula, dan lemak yang digunakan, sehingga lebih aman untuk kesehatan jangka panjang.
Memasak sebagai Terapi Alternatif Kesehatan Mental
Menurut konselor profesional Courtney Morgan, memasak bisa menjadi terapi alternatif untuk kesehatan mental. Memasak dapat membantu individu merasa lebih produktif dan terhubung dengan aktivitas nyata di luar layar gadget.
Hal ini sangat bermanfaat bagi mereka yang merasa jenuh dengan rutinitas kerja atau kesulitan memisahkan waktu kerja dan pribadi.
Selain itu, memasak juga sering dimanfaatkan dalam terapi okupasi dan rehabilitasi. Aktivitas ini melatih keterampilan eksekutif seperti perencanaan, penyusunan strategi, dan kemampuan menyelesaikan tugas dengan fokus yang lebih baik.
Memasak dan Rasa Bahagia
Memasak bukan sekadar aktivitas dapur, melainkan cara sederhana namun efektif untuk menjaga kesehatan mental dan fisik.
Dari proses kreatifnya hingga manfaat nutrisi yang dihasilkan, memasak mampu memberikan dampak positif. Mulai dari ketenangan, meningkatkan kepercayaan diri, dan membangun rutinitas yang lebih positif.
Jadi, jika Anda merasa stres atau bosan, cobalah berkreasi di dapur.
Meskipun tidak bisa menggantikan terapi profesional, memasak bisa menjadi cara yang mudah dan menyenangkan untuk merawat diri. Siapa tahu, memasak bisa menjadi hobi baru yang menyehatkan tubuh dan pikiran Anda!
