Masalah lain yang sering muncul adalah penggunaan istilah ambigu pada label. Banyak produk yang mengklaim dirinya sebagai “Organik,” “Asli,” “Bebas gluten,” dan sebagainya. Memang betul klaim-klaim ini menarik perhatian, akan tetapi tidak jarang kata-kata bombastis tersebut tidak akurat.
Kemudian banyak juga produsen yang menggunakan tulisan yang sangat sulit dibaca. Tentu saja hal ini menyulitkan konsumen terutama bagi mereka yang lansia atau kesulitan membaca huruf berukuran mungil. Jika ini terjadi maka bisa konsumen salah membeli produk dan akhirnya terjebak pada masalah baru hanya karena label sulit dibaca.
Solusi Membuat Label pada Produk Bakery yang Efektif
Membuat label pada produk bakery dan jenis bisnis kuliner lain harus mengutamakan kepentingan konsumen. Jika melihat pada skala besar, dibutuhkan tiga faktor agar industri bakery dan kuliner dapat menerapkan labelling yang tepat.
Ketiga faktor tersebut adalah :
- Regulasi. Perlunya ditetapkan regulasi yang mengatur bagaimana cara produsen makanan dan minuman menulis rincian pada label yang mereka buat. Persyaratan ini mencakup panduan untuk format dan presentasi informasi, serta persyaratan penggunaan bahasa yang mudah dipahami oleh konsumen.
- Inisiatif Industri. Apabila regulasi sudah ditetapkan maka dibutuhkan peran aktif pelaku industri kuliner dalam menegakkan aturan tersebut. Tentu untuk melakukannya diperlukan regulator yang bertanggung jawab. Jika belum ada, maka pelaku industri bakery atau kuliner secara umum dapat membuat kesepakatan atau forum bersama. Nantinya seluruh pihak dapat saling menjaga agar seluruh anggota mengikuti kesepakatan tentang labelling yang sudah dibuat.
- Edukasi Konsumen. Agar penulisan label memberikan manfaat maksimal diperlukan edukasi yang terus menerus kepada konsumen. Jika konsumen sudah memiliki pemahaman tentang apa yang harus mereka cari di dalam label, mereka lebih mudah menentukan produk yang paling sesuai dengan kebutuhan.