SIAL Interfood 2023: Ajang Apresiasi dan Promosi Industri Makanan dan Minuman Indonesia di Mata Dunia

Suasana acara SIAL Interfood. Foto: sialinterfood.com

Jakarta dipilih sebagai kota penyelenggara pameran internasional SIAL Interfood 2023, sebuah ajang bergengsi bagi industri makanan dan minuman. Ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar di bidang ini di tingkat global.

Demikian disampaikan oleh Didi Sumedi, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, saat membuka pameran tersebut pada hari Rabu (8/11) di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta. Pameran ini akan berlangsung selama empat hari, yaitu dari 8 sampai 11 November 2023.

“SIAL Network juga mengadakan pameran sejenis di beberapa kota besar di dunia,” ujar Didi seperti disadur dari pastrynbakery (09/11/2023).

Pada pameran SIAL Interfood yang ke-24 ini, Kemendag menampilkan produk-produk makanan dan minuman olahan dari sepuluh UKM yang berfokus pada ekspor dan telah melalui seleksi. Produk-produk tersebut dipajang di Paviliun Kemendag di Hall B2 nomor G-005.

Diharapkan produk-produk tersebut dapat menarik perhatian para pembeli potensial dan membuka peluang bisnis serta meningkatkan ekspor nonmigas Indonesia.

Potensi Besar Industri Makanan dan Minuman Indonesia di SIAL Interfood 2023

Pameran SIAL Interfood 2023 ini menghadirkan banyak sekali potensi industri makanan dan minuman yang ada di Indonesia. Ekspor makanan dan minuman olahan Indonesia meningkat dari USD 4,00 miliar pada 2018 menjadi USD 5,26 miliar pada 2022.

Produk-produk yang paling diminati di pasar global antara lain hasil laut. Misalnya udang, tuna, dan kepiting. Kemudian ada pla makanan siap saji seperti wafel dan wafer. Produk lain juga banyak diminati seperti pasta, biskuit, ekstrak kopi, dan saus bumbu. Produk-produk unggulan tersebut harus didorong dengan mencari pasar yang berpotensi. Oleh karena itu, Indonesia saat ini aktif membuka pasar baru ke negara-negara nontradisional.

Hal ini karena negara-negara non tradisional mengalami pertumbuhan ekonomi yang cepat. Pertumbuhan tersebut meningkatkan daya beli, sehingga pasar tersebut memiliki peluang yang sangat besar sebagai tujuan ekspor produk-produk Indonesia.

“Daya beli meningkat seiring ekonomi yang bertumbuh. Karena itu, Kemendag mengajak para eksportir agar dapat memanfaatkan peluang ekspor di pasar-pasar non tradisional itu,” kata Didi.

Faktor-faktor yang mendorong ekonomi nasional ada beberapa hal . Mulai dari peningkatan mobilitas dan daya beli masyarakat, stabilitas pertumbuhan aktivitas produksi, dan kebijakan pemerintah yang mendukung dunia usaha.

“Demi hal tersebut, Kementerian Perdagangan terus melakukan berbagai agenda kerja sebagai langkah untuk mengeksplorasi potensi pasar ekspor. Salah satunya memperkuat kerja sama tingkat bilateral. Ke depan diharapkan mampu menurunkan tarif bea masuk bagi produk-produk Indonesia ke negara tujuan ekspor,” pungkas Didi.

 

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments