Kemudian di Eropa, selama Abad Pertengahan, roti tidak hanya menjadi makanan pokok tetapi juga bagian dari layanan meja. Misalnya, “trencher,” sepotong roti keras, digunakan sebagai piring penyerap di bawah makanan yang dimakan. Setelah selesai makan, bagian trencher dimakan, diberikan kepada orang miskin, atau diberikan kepada anjing.
Menariknya, ada teori yang mengatakan bahwa pizza berasal dari roti trencher. Sampai pada abad ke-15, trencher kayu mulai menggantikan jenis roti tersebut.
Di India dan China, millet digunakan untuk membuat roti pipih yang masih menjadi makanan utama di India hingga saat ini. Roti pipih ini pun juga menjadi populer di Asia.
Di Roma kuno, roti dibuat dengan berbagai jenis biji-bijian, termasuk gandum, jelai, dan oat, dan dipanggang dalam oven komunal besar. Seiring waktu, teknik pembuatan roti terus berkembang.
Perjalanan Panjang Roti Melintasi Peralihan dari Era Kuno ke Era Modern
Perkembangan roti dari era kuno ke era modern adalah cerita tentang inovasi dan adaptasi. Mari kita jelajahi perubahan yang terjadi dalam jenis roti, peralatan, dan bahan baku yang digunakan.
Jenis Roti
Dari roti tanpa ragi kuno, kita melihat munculnya roti beragi yang lebih ringan dan lembut.
Secara singkat, ada beberapa jenis roti yang berkembang sejak era kuno dan menjadi bagian kebudayaan makanan dari berbagai daerah di dunia, diantaranya:
- Roti Pipih (Flatbread): Bentuk roti tertua, dibuat dari campuran tepung dan air tanpa ragi atau bahan pengembang1.
- Roti Sourdough: Dibuat dengan ragi alami dari tepung dan air yang difermentasi.
- Pita: Roti pipih Timur Tengah yang dipanggang pada suhu tinggi sehingga mengembang.
- Baguette Prancis: Roti panjang dan ramping dengan kerak renyah dan isi yang lembut.
- Naan India: Roti pipih yang lembut dan sedikit kenyal, sering kali dipanggang dalam tandoor, oven tradisional dari batu.
Peralatan
Perkembangan roti juga tidak lepas dari perubahan peralatan yang digunakan sejak era Mesir kuno. Untuk menyingkat informasi, berikut adalah ringkasan perkembang teknologi peralatan pembuat roti dilansir dari Daily History dan sumber lainnya:
- Era Kuno: Di Mesir Kuno, roti dibuat dari campuran biji-bijian dan air, lalu dipanggang dalam oven tanah liat. Di Roma, roti dipanggang dalam oven komunal besar yang menggunakan kayu sebagai bahan bakar.
- Abad Pertengahan: Pengenalan grist mill memungkinkan penggilingan biji-bijian menjadi tepung lebih efisien, yang meningkatkan produksi roti. Teknologi pembuatan roti berkembang dengan penciptaan mortar, pestle, quern, dan mill untuk memproses biji-bijian.
- Revolusi Industri: Abad ke-19 menyaksikan perubahan signifikan dengan penggunaan pabrik tenaga uap dan pengembangan oven pemanggang mekanis. Ini memungkinkan produksi tepung dan roti dalam skala besar, membuatnya lebih terjangkau bagi populasi umum.
- Era Modern: Pada akhir abad ke-20, pembuat roti otomatis diperkenalkan di Jepang. Alat yang muncul pada tahun 1986 ini memungkinkan pencampuran, pengulenan, dan pemanggangan roti dalam satu mesin. Sejak itu, pembuatan roti telah menjadi semakin populer dan berkembang dalam hal desain dan fungsionalitas.
Bahan Baku
Dalam hal bahan baku, ada peningkatan variasi dalam jenis tepung yang digunakan. Tepung gandum tetap menjadi bahan utama, tetapi penggunaan tepung lain seperti rye, barley, dan millet menjadi lebih umum.
Selain itu, penambahan bahan seperti gula, rempah-rempah, lemak, dan agen pengembang telah memperkaya rasa dan tekstur roti.
Secara keseluruhan, perkembangan roti mencerminkan perubahan dalam teknologi, ekonomi, dan selera masyarakat. Dari roti sederhana yang dipanggang di atas batu panas hingga roti yang diproduksi secara massal di pabrik modern, roti telah menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan keinginan manusia sepanjang sejarah.
Semoga informasi mengenai sejarah roti ini dapat menjadi pengetahuan yang bermanfaat bagi Anda pecinta kuliner dan siapapun yang tertarik akan sejarah makanan dan peradaban.