Seperti apa kisah PAUL Bakery yang dimulai sejak 1889 di Perancis sampai ke Indonesia? Toko roti dengan ciri khas nama PAUL dengan huruf kapital ini cukup mudah ditemui di kota besar seperti Jakarta.
Bakery yang menyuguhkan konsep bakery modern art de vivre ini menggunakan gaya desain elegan dan membuat betah siapa saja yang berkunjung. Tentu saja daya tarik utama berasal dari rangkaian produk yang dijamin lezat.
Secara umum bakery ini merupakan bisnis keluarga. Semoga dari kisah ini Anda yang ingin mendirikan dan mewariskan bisnis roti dapat mengambil inspirasi.
Awal Mula Kisah Paul Bakery
Sebelum memasuki Indonesia, kisah PAUL Bakery sudah dimulai sejak tahun 1889. Dilansir dari situs resmi PAUL-Indonesia.co.id dan sumber lainnya, bakery dengan rasa otentik ini diawali oleh seseorang bernama Charlemagne Mayot. Ia adalah pemilik PAUL Bakery pertama di toko roti berukuran mungil di Croix, tidak jauh dari Lille, Perancis Utara.
Ketika itu Charlemagne Mayot mengambil alih toko roti kecil yang sebelumnya sudah ada di sana. Kemudian putranya bernama Edmond Mayot melanjutkan jejak sang ayah dengan mengambil alih tampuk pengelolaan bisnis di tahun 1908.
Edmond Mayot kemudian memiliki putri bernama Suzanne Mayot. Ia menikah dengan seseorang bernama Julien Holder. Pasangan ini pun kemudian pindah ke toko roti yang berlokasi di Rue des Sarrazinz, Lille.
Perjalanan PAUL Selama Tahun 1950-an Sampai Memasuki Asia
Setelah Julien Holder meninggal pada tahun 1958, putranya Francis Holder mengambil alih toko roti keluarga dan membuka gerai kedua pada tahun 1963. Pada tahun 1972, Francis melakukan renovasi pada toko tersebut dan membeli oven kayu bakar yang ditempatkan di area terlihat oleh pelanggan.
Ide ini terbilang sederhana namun inovatif, karena pelanggan dapat melihat seluruh proses pembuatan roti. Mereka dapat memantau proses keseluruhan mulai dari menguleni, membentuk, hingga memanggang roti.