Di saat itulah ia memanfaatkan modal pengetahuan dan keahlian akan martabak yang didapatkan dari sang kakak di Bandung. Faktor penguat lainnya, di kawasan Jakarta ia belum menemukan produk serupa. Walaupun ada masih bisa dihitung jari karena cuma segelintir. Maka dari itu bisnis yang ia dirikan bisa dibilang menjadi pelopor di DKI Jakarta.
Seiring waktu ia menemukan sebuah lokasi di Jalan Pecenongan Raya di tahun 80-an. Saat itu kondisi kawasan sekitar Pecenongan masih sepi dan belum ramai menjadi tempat berdagang kaki lima. Lebih uniknya lagi, masih banyak tanah yang masih dalam kondisi sebagai rawa-rawa.
Sudah hukum alamnya daerah pusat ekonomi seperti Jakarta banyak menjadi incaran pencari rezeki lambat laun kawasan Pecenongan pun semakin ramai. Hal ini membawa dampak positif karena Martabak Pecenongan 65A dengan sendirinya semakin dikenal.