Ghost Kitchen: Bisnis Kuliner Tanpa Bangunan Fisik, Apa Kelebihan dan Kekurangannya?

ghost kitchen
Ilustrasi cloud kitchen. Foto: Savills Indonesia.

Tidak semua hantu menakutkan, karena kini sedang marak sebuah konsep bisnis kuliner masa depan yang sudah banyak dilakukan oleh pebisnis kuliner. Ia adalah “dapur hantu” alias Ghost Kitchen! Apa sebenarnya yang dimaksud dengan ghost di sini?

Sesungguhnya, istilah ghost sebelum kata kitchen tersebut hanya menggambarkan sebuah konsep bisnis yang tidak memiliki ruang makan atau layanan meja bagi pelanggan. Ada istilah lain yang memiliki arti sama yaitu virtual kitchen, dark kitchen, commissary kitchen atau cloud kitchen.

Akan tetapi bedakan antara dapur virtual dengan restoran virtual. Sebab, dilansir dari Katadata, restoran virtual masih memiliki bangunan fisik yang bisa dikunjungi oleh konsumen.

Konsep ini dianggap sebagai model bisnis yang akan semakin marak di masa depan. Sebab tersimpan banyak potensi dan peluang terutama di era digital yang sedang berkembang saat ini. Untuk lebih jelasnya, yuk simak tulisan ini lebih lanjut!

Mengenal Apa Itu Ghost Kitchen

ghost kitchen
Ilustrasi dapur bayangan.

Mari kita pelajari terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan “dapur bayangan”. Dilansir dari Hubster, ghost kitchen adalah konsep bisnis kuliner yang hanya berfokus pada pesanan online dan pengantaran makanan.

Di sini pelaku bisnis tidak menyediakan tempat untuk makan di lokasi atau dapur yang terlihat oleh pelanggan. Konsep bisnis ini juga memiliki berbagai nama lain, seperti dark kitchen, dapur virtual, dapur bayangan, atau dapur commissary.

Model bisnis ini merupakan salah satu cara untuk memulai bisnis kuliner baru, atau untuk mengembangkan bisnis kuliner yang sudah ada dengan membuat brand virtual baru di lokasi yang berbeda. Dengan menerapkan konsep ini, restoran bisa mengirim makanan ke area yang lebih luas, dan meningkatkan omset dari pesanan online.

Pandemi Memacu Adaptasi Konsep Bisnis Kuliner Menjadi Ghost Kitchen

Konsep ini semakin populer di masa pandemi Covid-19, karena dapat menghemat biaya operasional, meningkatkan efisiensi, dan menyesuaikan diri dengan perubahan perilaku konsumen. Cara berbisnis seperti ini cocok untuk restoran yang ingin menjangkau pelanggan di area dengan permintaan delivery yang tinggi.

Dilansir dari Daily Social, biasanya pebisnis dengan konsep dapur “hantu” menyewa dapur milik pihak lain untuk kebutuhan produksinya. Akan tetapi di Indonesia tidak semua pelakunya menyewa dapur.

Menurut sumber dari Majoo.id, di Indonesia banyak pelaku bisnis dapur bayangan yang melakukannya dari dapur pribadi atau dapur rumah sendiri.

Halaman berikut: Apa kelebihan dan kekurangannya? 

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments