Siapa mengira jika kedai kopi dan roti mengawali geliat ekonomi di sudut sebuah daerah. Faktanya, inilah yang terjadi di kawasan Kota Lama Banjarmasin.
Diawali oleh kedai roti dan kedai kopi yang membuka usahanya di pertengahan 2019 dan 2020, kini Jl. Simpang Hasanuddin HM, Banjarmasin, Kalsel menjadi pusat keramaian hits terbaru.
Dari kedua kedai yang dikelola anak muda itu ternyata mampu menyedot banyak peminat untuk mengunjungi kawasan. Hingga muncul efek berantai berupa kedai-kedai baru yang berdiri di sepanjang kawasan kota lama Banjarmasin.
Tak pelak hal ini mengejutkan warga senior di daerah itu. Salah satunya Awi (67) tak menyangka apabila kawasan niaga yang sudah lebih dari 20 tahun mati suri itu mampu hidup kembali. Ia cukup berpengalaman dengan rasa sepi karena ia menempati salah satu ruko di kawasan Jl. Simpang Hasanuddin HM yang dahulu ditinggalkan oleh para pengusaha ke lokasi lain yang dinilai lebih menguntungkan.
Ketika sepi, jalan buntu yang bermuara ke Sungai Martapura kondisinya gelap gulita dan memancing orang yang kerap mabuk-mabukan dan akhirnya identik dengan ‘sarang preman’ atau ‘sarang maling’.
Baca juga: Ada Roti Legendaris di Kalbar Sejak 1983
Sebelum Geliat Ekonomi yang Diawali Kedai Kopi dan Roti, Kawasan Kota Lama Tidak Kondusif
Dengan kondisi kawasan yang ‘menyeramkan’, banyak ruko terbengkalai dan ditinggalkan begitu saja. Mencari penyewa pun sulit bahkan setelah ditawarkan harga sangat murah hanya Rp10 juta/tahun untuk ruko dengan dua lantai.
“Dahulu jika hari mulai gelap, kami harus waspada. Bahkan baju, jemuran dan helm bisa hilang jika dibiarkan di luar rumah,” kata Awi, sebagaimana dilansir oleh Kompas.Id.
“Dulu waktu harga sewa ruko masih Rp10 juta, hampir tidak ada yang minat menyewa di sini. Sekarang saat harga sewa sudah seperti daerah lain, Rp50 juta per tahunnya, malah banyak yang minat menyewa,” lanjut pria yang bertempat tinggal di Jl. Simpang Hasanuddin HM itu.
Baca juga: Kue Khas Banjar Ini Disebut dengan Roti Pisang
Diawali Oleh Anak Muda
Kawasan yang kini dijuluki Bandarmasih Tempo Doeloe yang telah diresmikan oleh Walikota Banjarmasin Ibnu Sina, 15 Desember 2021 lalu diawali kedai kopi dengan nama Kotalama Koffie. Kedai ini dibangun oleh dua anak muda bernama Happy Bima Saputra dan alm. Antonio Merari Lenda (Nyonyo) yang tergabung juga dalam satu grup band South District Borneo Reggae.
Menurut Bayu, perintis Bandarmasih Tempo Doeloe yang juga kawan dari dua anak muda di atas berinisiatif membuka kedai roti. Hal itu karena ia melihat Kotalama Koffie ramai menjadi titik kumpul anak muda, terutama komunitas musik, vespa dan fotografi.
“Karena selalu ramai, saya punya inisiatif membuka kedai roti sebagai pelengkap minum kopi,” kata Bayu.
Akhirnya di tengah masa pandemi Covid-19, Kedai Roti Terang mulai buka di pertengahan 2020 tepat tiga bulan setelah Kotalama Koffie sempat tutup tiga bulan akibat pandemi. Pada masa-masa pandemi pula, kedai roti dan kopi milik anak muda ini mengandalkan penjualan melalui aplikasi online.
Namun seiring kondisi yang semakin membaik, akhirnya bisnis dapat berjalan normal kembali dan diikuti oleh banyak usaha dan kedai lain yang turut membuka usaha di kawasan itu.
Saat ini kawasan yang pada awalnya didominasi oleh anak muda itu telah merambah ke semua kalangan karena yang berjualan pun semakin beragam. Misalnya saja pagi sampai siang pengunjung banyak berasal dari pegawai atau pekerja di sekitar lokasi. Lalu sore sampai malam mulai didatangi anak-anak muda.
“Sekitar 500-1000 orang datang ke Kota Lama setiap harinya dengan dua kali lipat jumlah kunjungan di akhir pekan.
Kisah ini sungguh memberikan pencerahan bahwa sebuah usaha kedai kopi dan roti ternyata mampu menjadi lokomotif perubahan sebuah kawasan yang awalnya ‘mati suri’ menjadi ramai kembali. Bagaimana dengan Anda? Semoga semangat anak-anak muda di Bandarmasih Tempo Doeloe ini memberikan semangat baru untuk Anda!