Tiramisu Drawer tengah mencuri perhatian pecinta dessert dan pengguna media sosial. Alih-alih disajikan dalam loyang atau gelas, tiramisu kali ini ditaruh langsung di dalam laci. Laci yang biasanya digunakan untuk menyimpan peralatan dapur atau bahan beku.
Fenomena ini bermula dari sebuah video viral yang memperlihatkan seseorang menarik laci chiller restoran. Di dalamnya bukanlah tumpukan bahan mentah, melainkan satu laci penuh tiramisu. Video tersebut tak butuh waktu lama untuk mengundang jutaan penonton yang penasaran, kagum, dan geli melihat cara penyajian yang tak biasa ini.
Awal Mula Tiramisu Drawer dari Inggris
Tren Tiramisu Drawer pertama kali mencuat pada 2023 lewat sebuah restoran bernama Onda Pasta Bar di Manchester, Inggris.
Dalam unggahan video Instagram mereka, seorang staf restoran menarik sebuah laci dapur yang ternyata berisi tiramisu siap saji. Tanpa mangkuk, tanpa loyang. Langsung dari laci ke piring.
Meski tampilannya tidak lazim, isi tiramisunya tetap klasik. Ladyfingers yang direndam kopi, krim mascarpone yang lembut, dan taburan bubuk kakao di atasnya. Hanya wadahnya saja yang berbeda. Bagi banyak penggemar kuliner, inilah daya tarik utamanya. Pengalaman visual yang mengejutkan sekaligus menggoda.
Konsep ini kemudian jadi inspirasi bagi banyak restoran dan pembuat konten. Baik dari segi efisiensi penyajian maupun nilai estetik untuk media sosial.
Penyebaran Tren dan Variasi Ekstremnya
Tiramisu Drawer mulai menyebar ke berbagai negara setelah viral. Tahun 2024, restoran Peppina di Tasmania, Australia menjadi salah satu yang mengadopsinya. Restoran ini menyajikan tiramisu langsung dari drawer stainless steel sebagai bagian dari pengalaman makan yang unik.
Di Malaysia, tren ini mulai ramai dibicarakan pada 2025. Di Kuala Lumpur, Ignition Burgers & Pizza menjadi tempat pertama yang diketahui menerapkan konsep ini. Laci pendingin di dapur mereka tidak lagi berisi daging atau sayuran, melainkan dessert tiramisu yang siap disendok kapan saja.
Satu hal yang menarik, tren ini tidak berhenti pada dapur profesional. Para kreator konten mulai bereksperimen dengan menyajikan tiramisu di tempat-tempat tak terduga.
Beberapa menuangkannya ke dalam konsol mobil. Ada yang menatanya di tas transparan. Bahkan ada yang membuatnya di dalam kotak perkakas. Selama bentuknya cekung dan bisa diisi, tiramisu dianggap sah untuk ditampilkan.
Potensi Tren Ini di Indonesia
Hingga kini belum ada laporan resmi restoran atau kafe di Indonesia yang mengusung konsep Tiramisu Drawer. Namun melihat antusiasme warganet dan cepatnya tren kuliner menyebar di media sosial, bukan tidak mungkin konsep ini akan segera hadir.
Bagi pelaku usaha kuliner, tren ini bisa menjadi peluang menarik untuk menyajikan dessert klasik dengan cara yang segar dan menghibur.
Selama tetap memperhatikan aspek kebersihan dan penyimpanan makanan yang layak, Tiramisu Drawer bukan sekadar gimmick. Ia bisa menjadi inovasi penyajian yang efektif, efisien, dan sangat menarik secara visual.