Sebuah kisah tentang konsistensi mungkin bisa didapat dari cerita seorang kakek yang menjual roti canai hanya seharga Rp 1.600 ini. Satu hal yang membuat geleng-geleng kepala adalah, ia melakukan ini selama 21 tahun lamanya!
Mengapa ia bisa melakukan itu? Ternyata alasan utamanya adalah ia tidak ingin kehilangan pelanggan yang sudah bertahun-tahun menjalin hubungan baik bersamanya.
Naiknya harga produk adalah hal yang dianggap wajar ketika bahan baku dan komponen untuk membuat roti lainnya mengalami kenaikan harga. Bayangkan jika Anda saat ini mengalami kelangkaan gandum. Walaupun ada, harganya cukup mahal. Apa yang akan Anda lakukan? Apakah memperkecil ukuran produk, atau menaikkan harga?
Seringkali, jalan yang dipilih oleh pebisnis adalah jawaban kedua.
Berbeda dengan seorang kakek yang sudah puluhan tahun berjualan roti canai di Malaysia ini. Dikutip dari The Star dan dilansir pula oleh detikFood, ada seorang kakek berusia 58 tahun bernama Mustafa Abd Latif dari Bukit Katil, Malaysia.
Mustafa bersama istri bernama Norlela Salleh (51) telah menjalankan usaha roti canai sejak tahun 2001. Selama 21 tahun inilah mereka tidak pernah menaikkan harga. Roti canai dibanderol setara dengan Rp 1.600 sementara roti telur dan pratha dihargai Rp 3.300.
Baca juga: Gaji Chef Roti Canai Mencapai 57 Juta, Tertarik?
Walaupun Mustafa sendiri mengakui jika ia harus memutar otak menyiasati ketersediaan bahan baku. Mereka berjuang di tengah kenaikan harga bahan-bahan. Salah satu yang membuat Mustafa dan istri semangat adalah jumlah penjualan yang stabil. Setiap hari sedikitnya 200 roti mampu terjual. Sementara ketika akhir pekan, angka ini bertambah menjadi 500 buah roti.
“Pada hari biasa, saya menghabiskan 10 kg tepung terigu sebagai bahan utama adonan roti. Proses pembuatan menghabiskan waktu dua jam. Saya mulai sejak sore hari. Saat akhir pekan, jumlah ini berkali lipat sampai 20 kilo,” kata Mustafa.
Di tengah kesulitan menyiasati kenaikan harga bahan baku, Mustafa bertekad terus menjual roti canai dan roti telur pada harga yang sama selama dirinya masih sanggup bertahan. Ia bukan hanya mencari untung, namun juga demi memenuhi niat sedekah sembari berjualan.
Baca juga: Mari Berkenalan dengan Paratha dari India
Mustafa selalu menggunakan bahan yang sama sejak kedai canai ia buka sampai saat ini. Sebab ia ingin menjaga kualitas roti yang ia berikan kepada pelanggan.
Inilah contoh tekad dan konsistensi yang patut ditiru. Walaupun di tengah kesulitan, Mustafa terus berupaya dan bekerja keras menjaga kualitas produk sekaligus mempertahankan harga yang mudah dijangkau oleh kantong pelanggan.
Apakah Anda akan melakukan langkah yang sama seperti Mustafa jika dihadapkan pada tantangan yang sama? Semoga kisah perjuangan pedagang roti canai ini bisa memberikan Anda inspirasi positif.