Ternyata ada sejarah tersendiri mengapa kue kering selalu ada saat lebaran. Apabila tidak ada, hari raya akan terasa hampa. Bahkan bisa dikatakan, kue kering merupakan hidangan “wajib”.
Lalu seperti apa sejarah kue kering?
Sebelum beranjak lebih jauh, mari simak istilah kue kering itu sendiri. Sebutan ini merupakan serapan dari kukis yang dalam bahasa Inggris disebut juga dengan cookies. Rupanya istilah kukis diambil dari bahasa Belanda, koekje yang berarti “kue kecil.”
Sebagaimana dilansir dari Kompas.Com, tradisi memberikan sajian kue kering sudah ada sejak era kolonial Belanda, sebagaimana dituturkan oleh sejarawan, Fadly Rahman yang memfokuskan perhatiannya pada sejarah kuliner.
Sejarah Kue Kering Lebaran Tak Lepas dari Perubahan Budaya
“Bagaimana prosesnya menjadi masakan Lebaran ini tidak terlepas dari interaksi sosial budaya masyarakat Bumiputera, masyarakat Islam Indonesia dan Eropa,” jelas Fadly.
Saat itu, sebagian masyarakat Indonesia telah terpengaruh oleh budaya dunia kuliner Belanda dan menurut Fadly kue-kue di hari raya Idul Fitri juga bisa menunjukkan status sosial seseorang.
“Orang Indonesia mulai merasa kalau kue tradisional itu teksturnya lengket, lalu tidak tahan lama. Berbeda dengan kue kering. Walaupun disajikan berhari-hari, namun mampu bertahan lama hingga berminggu-minggu, termasuk di momen Lebaran,” tambah Fadly.
Berawal dari Ketidaksengajaan
Adapun keberadaan kue kering sudah dikenal orang Persia sejak abad ke-7 Masehi kini dikenal sebagai daerah Iran. Uniknya, kue kering tercipta secara tidak sengaja.
Kue kering memiliki muasal dari tukang roti yang ingin membuat kue seperti biasa. Namun mereka kesulitan menentukan suhu oven yang akan digunakan saat ingin memanggang kue.
Untuk mendapatkan suhu yang pas, mereka bereksperimen dengan memasukkan sedikit adonan kue ke dalam oven. Tak disangka, adonan itu mengembang dan rasanya renyah. Ini adalah awal dari sejarah kue kering.
Lebih uniknya lagi, dahulu kala kue kering yang biasa ditemui saat lebaran dianggap sebagai hidangan mewah bagi para bangsawan.
Hingga akhirnya para pedagang muslim menyebarkannya ke berbagai daerah yang menjadi persinggahan perdagangan. Salah satunya Eropa. Baru ketika memasuki abad ke-14, kue kering mulai dinikmati oleh berbagai kalangan dan lambat laun masuk ke tanah nusantara.
Rupanya perjalanan sejarah kue kering sangat menarik ya! Jadilah salah satu pelestari sejarah dengan menjadi pebisnis kue kering yang handal! Karena prospek dan peluang bisnis ini masih terbuka lebar.
Selain hanya membutuhkan modal minim, Anda juga dapat menuangkan kreativitas untuk menyajikan kue kering khas buatan Anda sendiri.
Bagaimana? Kue kering seperti apa yang akan Anda sajikan kepada konsumen yang tersebar di seluruh Indonesia?
Baca juga:
Ingin Kue Kering Awet Saat Disimpan? Simak 6 Tips Ini!
Toko Roti di Blitar Ini Turut Melestarikan Nostalgia dari Sebungkus Roti