Sambut Ramadhan dengan Tradisi Berbagi dan Membuat Gunungan Kue Apem

gunungan kue apem
Meriahnya warga Jombang memperebutkan kue apem dari gunungan. Foto: Berita Jatim.

Kue apem adalah salah satu menu tradisional Indonesia. Kudapan ini menjadi salah satu menu favorit menjelang dan saat Ramadhan. Di Surabaya ada tradisi bagi-bagi kue, sementara di Jombang ada gunungan kue apem yang menjadi rebutan masyarakat.

Seperti apa keseruan dan makna dibalik tradisi ini?

Budaya Hantaran di Surabaya

gunungan kue apem
Ilustrasi kue apem. Foto: Wikipedia.

Dilansir dari TV One News, sehari menjelang bulan Ramadhan warga Kampung Maspati Surabaya sibuk membuat kue apem. Kudapan tersebut kemudian dibagikan sebagai hantaran sekaligus sedekah sebagai pertanda persiapan menjalankan puasa Ramadhan pada Selasa (21/3).

Hantaran ini mengandung filosofi saling memaafkan satu sama lain sebelum menjalankan ibadah puasa. Pengurus wilayah Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Jawa Timur, Muhammad Fawait atau akrab disebut Gus Fawait mengungkapkan epistemologi apem atau apeman merupakan tradisi masyarakat Jawa dan Madura yang dilakukan setiap satu tahun sekali di bulan Ramadhan.

Di sisi lain, kebiasaan ini tidak hanya dilakukan sehari menjelang Ramadhan, apeman juga dilakukan di bulan Ruwah dan malam ganjil seperti malam 21 dan malam 27 Ramadhan.

Apeman itu sendiri berasal dari Bahasa Arab afwan yang berarti maaf. Istilah tersebut kemudian diadaptasi dan berubah menjadi kata apeman sejalan dengan dialek Bahasa Jawa yang kental. Apeman juga diambil dari kata “ampun” yang sepadan dengan maaf.

“Tradisi apeman adalah bentuk permintaan maaf terhadap sesama manusia dengan harapan agar Allah SWT mempermudah semua urusan,” tutup Gus Fawait.

Gunungan Kue Apem

gunungan kue apem
Meriahnya warga Jombang memperebutkan kue apem dari gunungan. Foto: Berita Jatim.

Sementara itu di Jombang ada pula tradisi menjelang Ramadhan yang identik dengan kue apem. Namanya adalah gunungan kue apem. Biasanya dilakukan di alun-alun dan menjadi rebutan warga Kabupaten Jombang.

Dilansir dari Berita Jatim (21/03/2023), ada sebuah tradisi memperebutkan gunungan kue apem yang disebut ‘megengan.’ Tradisi megengan atau berebut kue apem adalah acara yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Jombang setiap menjelang bulan Ramadhan. Sempat terhenti dua tahun karena pandemi, kini tahun 1444 Hijriah, tradisi ini digelar kembali.

Sebelum diperebutkan, kue apem diatur sedemikian rupa membentuk gunungan kecil dan dinaikkan ke atas mobil bak terbuka. Kemudian, gunungan tersebut diarak dengan mobil roda tiga dan diiringi oleh kelompok musik patrol yang melantunkan shalawat nabi.

Gunungan Kue Apem Diperebutkan Tua Muda

Setelah tiba di alun-alun, Bupati Jombang memberikan sambutan diikuti dengan doa yang disampaikan oleh Ketua DPRD Jombang. Setelah itu, masyarakat langsung berebut kue apem tersebut tanpa pandang bulu. Tidak hanya laki-laki dan perempuan, tapi juga orang tua dan muda berpartisipasi dalam acara tersebut. Ada yang membawa kue dengan tangan, ada yang membawa wadah, dan bahkan ada yang menggunakan kaos untuk membungkus kue hasil rebutan tersebut.

Tradisi berbagi kue apem dalam menyambut Ramadhan terlihat begitu meriah dan penuh makna di Indonesia.

Di Surabaya, hantaran kue apem sebagai simbol permintaan maaf terhadap sesama manusia dilakukan sebagai persiapan menjalankan ibadah puasa. Kemudian di Jombang, tradisi gunungan kue apem yang diperebutkan oleh masyarakat menambah semarak menjelang bulan suci Ramadhan.

Meskipun berbeda dalam pelaksanaannya, namun tradisi ini tetap menunjukkan bahwa spirit berbagi dan saling memaafkan sangat dihargai dalam menjalani ibadah puasa Ramadhan. Kue apem bukan sekedar kupadan tapi sudah menjadi bagian erat dalam budaya masyarakat.

 

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments