Pria Bernama Shukor Diyakini Menjadi Figur yang Mempopulerkannya
Masih dari sumber yang sama, di tahun 1970-an, seorang pria bernama Shukor membuka sebuah kios di pusat pedagang kaki lima Taman Serasi dekat Kebun Raya Singapura yang melayani orang Eropa dan Kaukasia. Banyak dari mereka sering berkunjung ke Klub Tanglin yang dekat dari lokasi kebun raya.
Shukor dikatakan mendapatkan resep roti dari seorang pedagang kaki lima lainnya di Geylang dan mulai menjual makanan itu di kiosnya pada tahun 1976. Ia membuat racikan roti yang terdiri dari 30 telur yang dikocok dengan bawang, daging kambing cincang, dan sambal (cabai cincang).
Sebagian campuran itu dioleskan ke potongan-potongan roti lokal yang mirip dengan roti Perancis, sebelum digoreng di atas penggorengan panas. Ternyata banyak pembeli antusias, bahkan Shukor mampu menjual hingga 800 roti dan lebih dari 100 piring setiap hari di kiosnya di Taman Serasi.
Banyak orang yang menganggap bahwa Roti John yang asli adalah yang dibuat oleh Shukor. Ketika Shukor wafat, istrinya bernama Khadijah bt Mohd Salleh melanjutkan usaha kios di Taman Serasi.
Kemudian kawasan kaki lima menjadi identik dengan pedagang roti lapis dari baguette tersebut. Ketika pusat pedagang kaki lima itu dibongkar pada tahun 2001, kiosnya pindah ke Pasar Serangoon Garden dengan putri Shukor Nurhayati Shukor mengambil alih kendali.
Roti John Juga Masuk ke Indonesia
Wilayah negara tetangga di Asia Tenggara juga ikut merasakan nikmatnya kudapan ini. Salah satunya di Indonesia. Di sini memiliki variasi isian dan saus yang sesuai dengan selera lokal, seperti sarden, keju, jamur, mayones, dan saus keju. Kerap dijual di warung-warung pinggir jalan, kios, dan juga penjual online di berbagai daerah di Indonesia, terutama di Surabaya, Jakarta, Depok, dan Bandung.
Halaman berikut: Rekomendasi tempat mendapatkan roti John di Indonesia