Ada sebuah budaya unik di Turki yang memiliki nilai kebersamaan dan berbagi. Kebiasaan itu disebut sebagai “Roti Gantung Turki.” Sebuah tradisi berbagi yang unik dan inspiratif.
Tradisi ini mengajarkan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan dengan cara yang sederhana namun bermakna. Dengan roti gantung, semua orang bisa memberikan roti yang tidak diambil dari toko roti untuk orang lain yang bisa mengambilnya secara gratis.
Sejarah Roti Gantung Turki
Dilansir dari Republika, budaya ini merupakan tradisi berbagi roti kepada orang yang membutuhkan. Dalam bahasa Turki disebut dengan askida ekmek. Arti dari kalimat tersebut kurang lebih “roti yang digantung atau ditangguhkan.” Ketika seseorang mempraktekkan askida ekmek, sama artinya dengan ia memberikan sebagian rezeki makanan miliknya.
Rejeki tersebut dibagikan untuk berbagai pihak. Contohnya fakir miskin, musafir, sampai dengan ibnu sabil yang melintas di depan toko roti yang menjadi tempat seseorang menggantungkan roti yang ia beli.
Kemudian dilansir dari Islampos, roti gantung Turki merupakan salah satu warisan budaya Ottoman yang terkenal. Tradisi ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Turki Utsmani, yang berkuasa dari abad ke-13 hingga awal abad ke-203. Sultan Turki Utsmani selalu berprinsip bahwa penduduk yang sejahtera dan tak kekurangan pangan akan menjadi warga yang patuh dan sangat kecil kemungkinannya memberontak.
Sampai kini praktek tersebut dilakukan di hampir seluruh bakery yang terletak di Goztepe. Sebuah wilayah terletak pada bagian Asia di Istanbul, Turki. Orang yang ingin bersedekah cukup menyampaikan saja kepada pemilik toko roti. Nantinya pemilik bakery akan menggantungkan roti yang dibeli oleh pembeli tersebut.
Halaman berikut: Erat dengan konsep zakat
