Roti Buaya Kini Ternyata Mengalami Pergeseran Tradisi

Roti buaya adalah salah satu menu tradisional dari suku Betawi. Suku ini menempati wilayah bernama Batavia ketika era kolonial yang kini kita kenal sebagai Jakarta sekaligus Ibukota Republik Indonesia.

Sama seperti suku-suku lain di Indonesia, masyarakat Betawi memiliki berbagai jenis budaya yang terwujud dalam bentuk makanan atau kue. Salah satu bentuk yang paling terkenal adalah Roti Buaya.

roti buaya
Ilustrasi roti buaya. Foto: resepkuerenyah.com.

Roti dengan bentuk yang memang dibuat menyerupai hewan buaya ini memiliki rasa manis dan tidak terpisahkan dari kebudayaan Betawi. Ketika acara pernikahan, makanan yang berukuran cukup besar ini dibawa di atas nampan dengan tutup plastik bening.

Siapapun dapat melihat dengan jelas tekstur, warna, dan ukurannya. Begitu pula bentuknya yang unik seperti buaya.

Konon, tradisi ini memiliki arti penting di dalam acara pernikahan untuk menunjukkan kesetiaan.

“Jika calon mertua pihak laki-laki tidak bawa roti buaya, maka dari sisi budayanya mereka akan diusir, sebab roti ini merupakan simbol kesetiaan,” menurut seorang sumber bernama Lala sebagaimana dilansir dari Klikwarta.com.

Selain sebagai simbol kesetiaan, roti dengan bentuk hewan yang sering berada di air ini juga memiliki arti lain. Semakin keras dan besar maka semakin baik. Sebab makanan ini biasanya akan disimpan untuk selamanya.

Baca juga: Perjalanan Sejarah Nastar di Indonesia, Ternyata dari Belanda!

Simbol-Simbol Budaya di Balik Roti Buaya

roti buaya
Ilustrasi roti budaya Betawi. Foto: Kompas.com.

Makanan dari suku Betawi ini memiliki beberapa arti simbol budaya. Misalnya saja, roti yang berukuran besar melambangkan mempelai pria, sementara yang ukurannya lebih kecil adalah lambang dari mempelai wanita.

Ada juga roti dengan ukuran sangat kecil. Ini melambangkan pihak mempelai wanita siap untuk melepas masa lajangnya dan menjadi istri yang memberikan keturunan.

Roti yang biasanya berwarna kuning kecoklatan ini akan diletakkan di tengah ruangan sampai dengan selesainya acara pernikahan. Setelah itu, akan disimpan diatas lemari baju pengantin di kamar. Kemudian dibiarkan sampai kondisinya hancur, bahkan berbelatung.

Mungkin terdengar tidak biasa untuk menyimpan roti sampai kondisinya buruk dan busuk. Namun ini adalah simbol penting. Bahwa sepasang suami istri yang menikah hanya mampu dipisahkan oleh maut, ketika raga dan fisiknya dikerumuni oleh hewan pengurai itu.

Baca juga: Ada Toko Roti Legendaris Klaten yang Berdiri Sejak 1951

Terjadi Pergeseran Tradisi

Ilustrasi roti berbentuk buaya di acara pernikahan adat Betawi. Foto: misteraladin.com.

Menu yang masih dapat ditemui ketika acara pernikahan adat Betawi ini rupanya tidak luput dari pergeseran budaya. Sebab di era modern ini, roti tersebut tidak lagi diperlakukan seperti dulu.

“Saat ini pernikahan dengan adat Betawi antara zaman dahulu dengan sekarang cukup jauh berbeda. Kalau dulu, roti dibuat sekeras mungkin. Karena semakin keras, maka kualitasnya juga semakin baik. Karena tujuannya untuk disimpan, bukan dimakan,” ujar Lala.

Roti dengan bentuk menyerupai buaya ini tidak lagi disimpan dan dibiarkan hingga membusuk. Namun dibagi-bagikan kepada tamu seusai acara pernikahan.Sebetulnya ada maksud tersendiri dari perubahan penggunaan ini. Yaitu dimaksudkan agar tamu yang masih lajang dapat segera dipertemukan dengan jodohnya.

Perubahan juga terjadi pada teksturnya. Karena kini menjadi jauh lebih lembut dan memiliki varian rasa yang bermacam-macam. Berbeda jika dibandingkan zaman dahulu ketika roti dibuat hingga keras, berat dan berukuran besar dan tidak memiliki rasa.

Bagaimana menurut Anda? Apakah perubahan budaya ini baik, atau justru sebaliknya? Apapun jawaban Anda, melestarikan makanan khas daerah di Indonesia adalah sesuatu yang penting. Sebab siapa lagi yang melakukannya kalau bukan kita?

Jika Anda menjadi pebisnis, roti khas Indonesia apa yang akan Anda tawarkan kepada pembeli?

Baca juga: Perjalanan Roti Lauw Sejak Dahulu Sampai Kini

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments