Menghabiskan 50 Kilo Tepung Setiap Hari
Sukses atau tidaknya sebuah bisnis kuliner dapat dilihat dari bagaimana caranya menghabiskan bahan baku. Salah satunya dapat dilihat dari produksi Roti Gembung Srikaya Raini.
Dalam waktu 2 tahun, Raini berhasil meningkatkan produksi rotinya dari hanya 5 kg sampai 10 kg tepung roti setiap hari. Pada tahun ketiga, ia sudah bisa memproduksi dengan menghabiskan 50 kg tepung roti setiap hari dan terus bertahan sampai sekarang.
Satu hal unik, ia tidak pernah menitipkan rotinya di toko atau pasar, karena pelanggannya sudah tahu tempatnya dan langsung datang ke sana. Jadi, roti hanya dijual di tempat produksinya tanpa keluar dari lokasi pembuatan.
Roti Gembung yang dibuat Raini diincar pembeli. Bahkan sejak waktunya bakar, sudah banyak yang antri untuk membeli sampai 150 loyang tiap harinya.
“Untuk harganya juga kita bikin dua macam, yang kecil Rp.6.000,- dan yang besar Rp.12.000, – per loyangnya,” kata Raini.
Raini menjalankan usaha roti gembung ini bersama suaminya Rifai (58 tahun). Awalnya hanya berdua. Kini mereka sudah memiliki 7 orang karyawan. Sementara pembuatan adonan dilakukan langsung oleh Raini dan suami sejak jam 4 dini hari.
Harga ekonomis dapat diraih karena pengemasan roti yang sederhana hanya menggunakan bungkus dari kertas nasi.
“Apabila kita gunakan kemasan mika, harga jadi harus dinaikkan tiga ribu rupiah. Pelanggan juga tidak melihat kemasan. Mereka hanya menginginkan pembungkus sederhana kertas nasi. Begitu sampai rumah, mereka cukup keluarkan roti dari bungkus untuk dipindahkan ke tempat roti di rumah,” lanjut Raini.
Halaman berikut: Diburu pembeli dari luar Tembilahan