Ramai Gerai UMKM Tutup di District Blok M, Ini Penyebabnya!

Foto: Indah Sasoe

District Blok M atau yang juga dikenal sebagai Blok M Plaza 2 sedang menjadi sorotan di internet. Setelah sempat bangkit sebagai pusat kuliner baru pada akhir 2024 dengan kehadiran banyak tenant UMKM kuliner, kini kawasan tersebut kembali sepi. Sejumlah gerai makanan dan minuman yang sebelumnya membuat kawasan ini hidup pamit serentak.

Kabar penutupan ramai beredar di media sosial, terutama TikTok. Banyak akun tenant yang mengunggah video pamit sekaligus memperlihatkan proses pembongkaran kios mereka. Salah satu video yang paling banyak diperbincangkan berasal dari ICE WS. Dalam unggahannya, akn tersebut menuliskan harapan agar bisa segera bangkit dan pindah ke tempat baru yang lebih nyaman. Video tersebut menampilkan proses membongkar kios.

Dari Kumuh Jadi Ramai

District Blok M berlokasi persis di samping Terminal Blok M. Dahulu, kawasan ini diisi oleh toko sepatu, jam, dan kacamata. Namun, seiring waktu, jumlah pedagang semakin berkurang hingga kawasan tersebut tampak sepi dan kumuh. Keadaan itu berubah pada akhir 2024 ketika banyak UMKM kuliner mulai masuk dan mengisi kios-kios kosong.

Gerai Nasi Matah Blok M menjadi salah satu pelopor yang membuka jalan kebangkitan kawasan tersebut. Kehadirannya memicu gerai-gerai UMKM lain ikut meramaikan. Tak butuh waktu lama, District Blok M kembali hidup sebagai pusat kuliner baru di Jakarta Selatan. Banyak gerai makanan yang viral di media sosial, membuat kawasan ini selalu ramai pengunjung.

Beberapa nama gerai UMKM yang populer di kawasan tersebut antara lain Nasi Matah Blok M, HoHiHoHeng, Cimol Keju, Ayam Renald, Goorih, hingga Ice WS dan Hi! Fruit. Fenomena ini menjadikan District Blok M sebagai destinasi kuliner yang menarik perhatian anak muda dan foodies.

Viral Penutupan Serentak

Namun, kondisi tersebut berubah drastis saat ini. Sejumlah gerai UMKM mengumumkan penutupan serentak. Banyak warganet sempat menduga langkah ini terkait aksi demo DPR RI yang berlangsung belum lama ini. Dugaan itu ditepis langsung oleh para pelaku usaha.

Pihak ICE WS menjelaskan kepada media bahwa alasan utama mereka pamit adalah kenaikan harga sewa kios yang dianggap terlalu tinggi. “Benar kita tutup karena kenaikan harga sewa. Pas kenaikan sewa di bulan Agustus, kita sepakat untuk pindah dari sini,” kata perwakilan Ice WS, dikutip dari detikFood pada Senin (1/9/2025).

Menurut penjelasannya, kenaikan harga sewa tidak seragam untuk setiap kios. Besarnya kenaikan dipengaruhi ukuran toko dan tingkat popularitas gerai. “Harganya setiap toko beda-beda. Ada yang 1 toko naik 7 juta per bulan, ada yang 25 juta per 2 bulan. Harga tersebut ditentukan dari besarnya toko dan viralnya makanan tersebut,” jelas pihak Ice WS.

Selain Ice WS, gerai Hi! Fruit juga menyampaikan hal senada. Melalui unggahan TikTok, mereka mengungkapkan kenaikan harga sewa yang dinilai tidak masuk akal. “Karena kenaikan harga sewa yang nggak masuk akal. Dari 2 juta per bulan jadi 7,5 juta,” tulis Hi! Fruit, dikutip dari detikFood pada Selasa (2/9/2025).

Dampak bagi UMKM

Kenaikan biaya sewa kios yang signifikan membuat para tenant yang hampir semanya adalah pelaku UMKM tersebut, kesulitan untuk melanjutkan usaha di District Blok M. Kondisi ini menjadi pukulan berat mengingat kawasan tersebut sebelumnya menjadi salah satu pusat kuliner populer di Jakarta. Banyak pengusaha kecil yang harus menanggung beban operasional lebih besar di tengah persaingan ketat.

Keputusan sejumlah gerai untuk angkat kaki menimbulkan kekhawatiran bahwa kawasan yang sempat kembali hidup ini akan kembali sepi. Padahal, kehadiran tenant UMKM kuliner di District Blok M telah berhasil menghidupkan kembali area yang sebelumnya terbengkalai. Tidak sedikit yang menilai bahwa kenaikan harga sewa terlalu cepat, sehingga membuat UMKM tidak mampu bertahan.

Reaksi Warganet

Fenomena ini mengundang perhatian luas di media sosial. Banyak pengguna internet menyayangkan penutupan massal gerai-gerai UMKM di District Blok M. Tidak sedikit pula yang membagikan pengalaman mereka ketika menikmati kuliner di kawasan tersebut. Komentar bernada kecewa bermunculan, terutama karena District Blok M bahkan sampai saat ini menjadi salah satu ikon kuliner baru di Jakarta Selatan.

Sebagian warganet berharap para tenant dapat segera menemukan lokasi baru untuk berjualan. Ada juga yang menyoroti perlunya kebijakan pengelolaan kawasan yang lebih berpihak kepada UMKM agar keberlangsungan usaha bisa terjaga.

Dengan viralnya kabar ini, masa depan District Blok M kembali dipertanyakan. Kawasan yang sempat menjadi pusat kuliner kekinian kini terancam sepi lagi setelah ditinggalkan oleh para UMKM yang justru menjadi penggerak utama kebangkitannya.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments