Lamongan bukan saja terkenal dengan menu soto. Karena kota di Jawa Timur ini juga memiliki kuliner legendaris Wingko Babat yang mampu bertahan sampai 124 tahun. Apa rahasianya?
Wingko Babat bukan saja menu legendaris warisan khas kota Semarang, melainkan juga daerah Lamongan. Bahkan di kota yang terletak di Jatim ini, telah lahir brand legendaris bernama Loe Lan Ing sejak 1898.
Camilan yang terbuat dari kelapa serta tepung beras ketan ini sangat lembut, legit dengan sensasi manis dan ada gurihnya sedikit. Jika berjalan-jalan di pinggiran Jalan Raya Babat-Bojonegoro No 189, niscaya akan menemukan Wingko Babat Loe Lan Ing.
Di lokasi inilah seluruh produksi jajanan yang lembut di mulut ini dilakukan dengan cara tradisional.
Bagaimana cara membuatnya? Jadi, prosesnya melalui tahap memasak menggunakan tungku terbuat dari batu. Setelah itu dipanggang yang asal bara apinya dari kayu bakar. Hanya dalam waktu 15 menit, wingko yang legit sudah matang.
Usaha ini berlangsung turun temurun sampai ke generasi kelima. Penerusnya bernama Olivia Gondokusumo. Sementara itu Loe Lan Ing yang mendirikan toko adalah keturunan dari Loe Soe Siang sebagai penemu resep pertama kalinya.
“Wingko diperkenalkan pertama kali oleh Loe Soe Siang yang ketika itu berpindah dari Tiongkok ke Lamongan di tahun 1898,” ujar Olivia sebagaimana dilansir oleh detikJatim, pada hari Selasa (22/3/2022).
Olivia mengatakan Loe Soe Siang awalnya menjual wingko babat ke berbagai pasar di Lamongan. Hasil penjualannya digunakan untuk membesarkan kedua anaknya.
Setelah itu, anak pertama melanjutkan bisnis wingko karena peminat terhadap jajanan yang legit ini semakin meningkat. Olivia sendiri sampai kini melestarikan cita rasa yang diturunkan dari generasi ke generasi.
“Mempertahankan rasa wingko seperti dulu itu mudah karena langkah-langkah membuat adonannya sudah hapal,” kata Olivia.
Olivia memastikan seluruh proses pembuatan tidak terpengaruh oleh teknologi modern. Semuanya dilakukan dengan cara tradisional yang diturunkan dari generasi ke generasi. “Sudah ada sejak 1898,” kata Olivia.
Ia mengaku enggan beralih ke teknik kuliner canggih. Sebab, ia ingin mempertahankan cita rasa yang diwarisi dari para pendahulunya.
“Plastik kemasan wingko babat masih menggunakan lilin serta kayu sebagai bahan bakar untuk membuat adonannya,” kata Olivia.
Rupanya itulah rahasia mengapa brand wingko babat ini mampu bertahan sampai 124 tahun. Kata kuncinya adalah konsistensi.
Yuk Kenalan dengan The Wheat Toko Roti Jadul Legendaris