Perjalanan Panjang Blue Band Menjadi Margarin Legendaris di Indonesia

Sepertinya semua orang (bahkan bukan hanya pecinta roti dan kue), apabila ditanyakan apa brand margarin legendaris di Indonesia maka hampir dipastikan jawabannya adalah Blue Band. Tidak mengherankan karena brand ini sudah ada di Indonesia sejak Indonesia sendiri belum ada dalam wujud negara.

Sebagai informasi, Blue Band sudah ada sejak tahun 1934. Sementara itu Indonesia baru merdeka sejak 1945. Luar biasa bukan? Hal ini terjadi karena ketika itu Unilever mulai menjalankan pabriknya di Batavia pada tahun yang sama.

Lalu seperti apa kisah perjalanan margarin legendaris Indonesia ini sampai mampu bertahan dan menjadi top of mind di masyarakat? Yuk simak sama-sama!

Kisah Awal Mula Margarin Legendaris Indonesia

margarin legendaris Indonesia
Potret diri Simon van den Bergh. Foto: Wikipedia.

Alkisah ada seorang bernama Simon van den Bergh (1819-1907) yang sudah menggeluti bisnis keluarga sejak usia dini. Dilansir dari Tirto, ayah Simon adalah seorang penjual margarin. Sampai kemudian sang ayah wafat pada medio 1858 yang membuat Simon pindah ke Belanda tepatnya ke Oss.

Di kota Oss inilah ia mulai mengikuti jejak ayahnya menjadi penjual margarin pada tahun 1866. Setelah menikah Simon memiliki enam orang anak yang semuanya terlibat di dalam bisnis margarin. Hal ini tercantum dalam buku 60 Years Unilever in Indonesia, 1933-1993.

Simon sendiri adalah seorang Yahudi taat. Oleh karena itu ia berupaya menjalankan ajaran yang ia yakini sebaik mungkin, salah satunya melalui makanan. Ia membuat dan menjual margarin yang ditujukan khusus kepada orang Yahudi dengan membuat produk murni vegan. Produk buatannya ini tidak mengandung susu dan lemak hewan sama sekali yang disebut dengan Tomor dalam bahasa Ibrani yang berarti ‘pohon kelapa.’

Bisnis margarin ini terus berkembang dan mulai berujung pada satu brand ternama: Blue Band. Brand ini sendiri sesungguhnya sudah mulai dipromosikan di wilayah Inggris pada tahun 1915. Rupanya animo masyarakat Inggris sangat baik yang membuat produk ini sukses di pasaran. Saking besarnya pesanan sampai-sampai keluarga Van den Bergh kesulitan memenuhi permintaan pasar.

Menjadi Bagian dari Unilever

Logo Unilever. Foto: Wikimedia.

Keluarga Van den Bergh kemudian terus membuat margarin walaupun memasuki masa Perang Dunia I dengan membangun pabrik di Inggris. Di masa ini pula mereka bukan hanya membuat margarin, tapi juga minyak dan sabun. Pesaing terberat datang dari Lever Brothers sebagai produsen Sunlight.

Selain itu saingan berat mereka di lini margarin berasal dari keluarga Jurgens dengan merek Stork. Persaingan bisnis dua keluarga ini sangat ketat dan sama kuat sampai akhirnya mereka bergabung ke dalam Serikat Margarin atau Margarine Union. Dar bergabungnya kedua perusahaan ini mampu melonjakkan aset dari £13 juta menjadi £14 jutaan menjelang 1929.

Pada perkembangan selanjutnya bukan cuma dua bisnis keluarga ini saja yang bergabung. Karena ada pula perusahaan margarin lain seperti Centra dan Schicht’s. Sampai kemudian Margarine Union yang bermarkas di Rotterdam melakukan merger dengan pesaing beratnya di Inggris yaitu Lever Brothers. Akhirnya pada tahun 1930 telah resmi berdiri sebuah perusahaan baru bernama Unilever.

Margarin Legendaris di Indonesia Sejak 1934

margarin legendaris indonesia
Tampilan poster Blue Band vintage. Foto: Wikipedia.

Sebagaimana telah disinggung secara singkat pada bagian atas, Blue Band sendiri sudah hadir di Indonesia sejak tahun 1934. Di tahun itu banyak orang Belanda yang sekaligus Yahudi di Hindia Belanda membutuhkan produk margarin. Kemudian brand dengan pita biru ini diluncurkanlah di wilayah nusantara pada era pra-kemerdekaan.

Ketika itu sudah ada pabrik milik keluarga Van den Bergh yang memproduksi minyak goreng dan mentega. Di lokasi yang sama kemudian dikembangkan margarin yang menduduki posisi penjualan lebih baik dibandingkan di Eropa. Apalagi dengan faktor Hindia Belanda kala itu yang merupakan koloni Belanda terbesar maka pangsa pasarnya pun besar.

Sampai kemudian pasca perang brand Blue Band ini mencatat pencapaian sebagai pemimpin pasar produk margarin di Indonesia sampai dengan sekarang. Bahkan bisa dibilang margarin legendaris di Indonesia ini menduduki posisi elit karena harganya cukup mahal. Tentu saja di balik harga tinggi ada kualitas mumpuni.

Menjadi Brand Margarin yang Mendukung Tumbuh Kembang Anak

margarin legendaris indonesia
Rangkaian produk Blue Band. Foto: Blueband.com.

Dilansir dari situs resminya, Blue Band yang sudah ada di Indonesia sejak 1934 terus memberikan kualitas terbaik dari setiap lini produknya. Mulai dari kandungan Omega 3 & 6 yang diperkaya dengan vitamin dan mineral sebagai elemen pendukung tumbuh kembang anak.

Demi mendukung upaya tumbuh kembang anak dan memberikan kebaikan kepada keluarga Indonesia, Blue Band memiliki lini produk andalan. Beberapa produk tersebut antara lain:

  • Blue Band Serbaguna. Varian ini dapat digunakan untuk membuat apa saja, baik sebagai olesan roti, kue dan lain sebagainya
  • Blue Band Cake & Cookies. Produk yang sangat pas dijadikan bahan baku pembuatan kue dan cookies baik untuk penggunaan sendiri ataupun bisnis
  • Blue Band Rice Mix. Produk unik dari brand ini yang dapat dicampurkan pada nasi untuk menambah kandungan omega 3 dan 6
  • Blue Band Cokelat Compound. Produk dalam bentuk butiran coklat premium dengan rasa yang pas di lidah. Butirannya tidak mudah meleleh dan terlihat mewah. Cocok digunakan bagi Anda yang memiliki usaha bolu gulung, donat, martabak sampai roti bakar.

Keistimewaan lain dari brand margarin legendaris di Indonesia ini adalah fleksibilitas produk yang dapat digunakan untuk aneka kebutuhan memasak berbeda. Contohnya saja Anda dapat menggunakannya untuk memasak daging ayam, baking, spreading untuk menebarkan aroma harum pada kue atau sebagai topping.

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda termasuk salah satu pengguna brand legendaris ini? Ceritakan yuk pengalaman menarik Anda pada bagian komentar!

Baca juga: Coklat Ceres Ternyata dari Garut, Gak Nyangka!

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments