Pempek tumpah tengah merupakan salah satu fenomena menarik di dunia kuliner Indonesia, khususnya di kota Palembang. Berasal dari kawasan Pasar 16 Ilir sukses menarik perhatian publik, termasuk selebriti nasional hingga selebgram mancanegara.
Popularitasnya kian meroket di media sosial dan menjadikannya destinasi kuliner wajib bagi para wisatawan.
Apa Itu Pempek Tumpah?
Pempek tumpah adalah sajian kuliner berbahan dasar ikan yang disajikan secara unik dan berbeda dari pempek pada umumnya. Sesuai namanya, pempek ini “ditumpahkan” di atas meja panjang berlapis daun pisang, menciptakan tampilan yang menggoda dan khas.
Sistem penjualannya pun menarik: lesehan dan prasmanan, di mana pembeli bisa langsung mengambil pempek tanpa perlu antre. Konsep ini membuat suasana makan jadi lebih santai dan akrab, seperti piknik di tengah pasar.
Asal Usul Pempek Tumpah
Fenomena ini bukanlah produk kuliner dari dapur mewah atau restoran besar, melainkan lahir dari keuletan seorang pedagang kaki lima. Adalah Wak Dona, pedagang pempek yang secara tidak sengaja menciptakan konsep ini sekitar 13 tahun lalu dilansir dari Detik (06/02/2024).
Berawal dari kelelahan berjualan keliling, Wak Dona berhenti sejenak di Pasar 16 Ilir. Tak disangka, dagangannya laku keras saat itu. Sejak saat itu, ia menetap di sana dan menginspirasi pedagang lain untuk ikut berjualan dengan konsep serupa.
Jenis Pempek yang Ditawarkan
Salah satu daya tarik pempek di sini adalah banyaknya variasi pempek yang disediakan. Mulai dari lenjer unyil, lenjer besar, kapal selam, adaan, keriting, pistel, tahu, hingga kulit. Semuanya disiapkan dalam jumlah besar dan bisa diambil langsung oleh pembeli.
Varian yang paling digemari adalah pempek kapal selam dan lenjer besar, dengan cita rasa gurih dan tekstur kenyal khas pempek Palembang.
Harga Terjangkau, Rasa Menggoda
Salah satu alasan utama pempek di pasar ini viral adalah harganya yang sangat bersahabat. Untuk pempek kecil, harga dibanderol mulai dari Rp 1.000 per butir, sementara jenis besar seperti kapal selam hanya Rp 10.000 untuk 3 butir.
Beberapa lapak bahkan menawarkan pempek besar seharga Rp 2.500 per butir.
Tak hanya murah, rasanya pun mendapat pujian dari banyak penikmat, termasuk wisatawan dari luar kota. Ildan dan Ramadhan, turis asal Bandung, mengaku terkesan dengan kualitas rasa yang bahkan lebih enak dibanding pempek lima kali lebih mahal di kota mereka.
Lokasi Strategis dan Suasana Unik
Pempek tumpah bisa ditemukan di depan pintu masuk Pasar 16 Ilir, tak jauh dari ikon kota Palembang, Jembatan Ampera. Lapak-lapak ini biasanya buka dari pukul 10.00 WIB hingga pempek habis, sekitar pukul 16.00 WIB.
Suasana makan lesehan di tengah keramaian pasar sambil menikmati semilir angin dari Sungai Musi menjadikan pengalaman kuliner ini tak terlupakan.
Pempek Tumpah Viral di Media Sosial
Ketenaran pempek tumpah melejit sejak dikunjungi oleh Rafael Tan dan Dicky Smash pada akhir 2023. Dokumentasi kunjungan mereka yang viral di TikTok dan YouTube menjadi pemicu utama meledaknya popularitas pempek tumpah.
Bahkan, selebgram asal Korea Selatan, Noona Rosa, ikut mencicipinya dan membagikan pengalamannya ke jutaan pengikut di media sosial. Fenomena ini memperkuat citra pempek tumpah sebagai kuliner kelas dunia dengan harga merakyat.
Dari Kaki Lima ke Sorotan Dunia
Dulu hanya disebut sebagai “pempek jelata” atau “pempek seribuan”, kini pempek tumpah menjelma sebagai ikon wisata kuliner Palembang. Dari hanya satu pedagang kini menjadi puluhan lapak dengan ribuan pempek dijual setiap hari.
Antusiasme masyarakat membuat pempek di sini bukan hanya kuliner, tapi juga simbol keberhasilan UMKM lokal. Jajanan sederhana yang mampu bersaing secara global lewat kekuatan rasa dan strategi pemasaran berbasis pengalaman.