Menjelajahi Merek Soda Lokal Indonesia: Ada yang Sudah Berdiri Sejak Zaman Hindia Belanda

soda lokal

Di tengah dominasi merek minuman global, Indonesia menyimpan jejak panjang produksi minuman soda lokal. Beberapa di antaranya sudah eksis sejak zaman kolonial dan masih bertahan hingga hari ini.

Bukan sekadar nostalgia, soda-soda ini adalah cerminan kekayaan rasa, identitas daerah, dan ketekunan usaha kecil yang mampu melawan arus waktu.

Berikut deretan soda lokal legendaris yang patut dikenali:

1. Soda Lokal yang Melegenda: Cap Badak (Pematang Siantar, Sumatera Utara)

Dikenal luas sebagai minuman khas kota Pematang Siantar, Cap Badak diproduksi sejak tahun 1916 oleh Pabrik Es Siantar. Ciri khasnya terletak pada rasa sarsaparila yang kuat. Aroma herbal manis yang menyerupai root beer, namun dengan karakter lokal.

Botol kaca tebal dan desain label klasik tetap dipertahankan, menjadi identitas kuat bagi generasi yang tumbuh bersamanya. Hingga kini, Cap Badak masih diproduksi dan banyak ditemukan di warung, restoran lokal, hingga toko oleh-oleh khas Sumatera Utara.

2. Limun Oriental Cap Nyonya (Pekalongan, Jawa Tengah)

soda lokal

Minuman ini sudah diproduksi sejak tahun 1920-an dan dikenal masyarakat lokal dengan sebutan “Air Belanda”. Nama “Cap Nyonya” merujuk pada ilustrasi perempuan bergaya kolonial di labelnya.

Rasanya manis menyegarkan dengan berbagai varian buah, seperti nanas, sirsak, jeruk, hingga stroberi. Dahulu limun ini banyak dijual di toko kelontong milik keturunan Tionghoa dan dikonsumsi sebagai pelengkap hidangan hari raya atau jamuan tamu. Hingga kini, produk ini masih diproduksi secara terbatas di Pekalongan.

3. Limun Linggardjati (Pasuruan, Jawa Timur)

Berawal pada tahun 1948, Limun Linggardjati menjadi salah satu merek minuman legendaris dari Jawa Timur. Diproduksi secara turun-temurun oleh keluarga usaha di Pasuruan, limun ini dikenal dengan rasa-rasa klasik seperti sarsaparila, anggur, dan jeruk.

Proses produksinya masih mempertahankan teknik tradisional, termasuk penggunaan botol kaca yang didaur ulang. Keunikan rasa dan aroma khasnya menjadikan limun ini tetap dicari oleh mereka yang rindu akan cita rasa masa lalu.

4. Soda Limun Tuan Muda

Merek ini terbilang misterius karena tidak banyak informasi sejarah resmi yang tersedia. Namun dari kemasannya yang klasik dan distribusinya yang lebih terbatas, banyak yang percaya bahwa produk ini mengikuti pola minuman rumahan khas era kolonial.

Soda Limun Tuan Muda hadir dalam beberapa rasa seperti jeruk dan anggur, dan masih mempertahankan estetika lama dari segi desain botol maupun label. Produksinya kemungkinan dijalankan secara kecil oleh keluarga atau komunitas lokal yang tetap menjaga resep aslinya.

5. Sari Temulawak Beruap, Soda Lokal yang Banyak Penggemarnya (Banyuwangi, Jawa Timur)

soda lokal

Berbeda dari soda pada umumnya, minuman ini berbasis rempah temulawak. Diproduksi sejak tahun 1960-an, Sari Temulawak Berupa dibuat secara manual dan menggunakan bahan alami tanpa bahan pengawet sintetis.

Minuman ini dipercaya memiliki khasiat untuk kesehatan pencernaan dan daya tahan tubuh. Cita rasa manis pahit yang khas membuatnya lebih dari sekadar minuman pelepas dahaga. Minuman ini juga bagian dari tradisi herbal masyarakat Banyuwangi.

Produksi masih dilakukan dalam skala kecil dan dijual di pasar tradisional serta toko jamu. Menariknya, saat Bake mengangkat merek ini, banyak netizen yang mengatakan jika mereka merupakan penggemarnya.

6. Coffee Beer, Soda Lokal yang Bukan Beer (Jombang, Jawa Timur)

soda lokal

Meski disebut “beer“, minuman ini tidak mengandung alkohol. Coffee Beer merupakan produk khas dari PT Tirta Agung yang berbasis di kawasan Jombang. Minuman ini memadukan cita rasa kopi dengan soda yang ringan dan sedikit creamy, menghasilkan sensasi unik di lidah.

Awalnya banyak dijual di warung tradisional dan depot lokal, tapi kini Coffee Beer mulai masuk ke kafe-kafe kekinian sebagai minuman nostalgia. Bagi banyak orang, ini adalah rasa masa kecil yang tidak tergantikan.

7. Indo Saparella (Jakarta)

Mulai diproduksi sejak tahun 1980-an, Indo Saparella merupakan pelopor minuman rasa sarsaparila di ibu kota. Dulu, produk ini hanya bisa ditemukan di apotek dan toko jamu.

Dengan perkembangan zaman, Indo Saparella mulai dipasarkan secara lebih luas dan kini dapat ditemukan di minimarket serta beberapa restoran. Botolnya ramping, tampilannya bersih, dan tetap mempertahankan rasa herbal khas saparella yang ringan namun khas.

Meneguk Kearifan Kuliner Indonesia dalam Setiap Tetes Soda Lokal

Soda lokal Indonesia bukan hanya soal rasa, tapi juga tentang waktu. Di setiap botolnya tersimpan cerita tentang industri keluarga, resep turun-temurun, dan bagaimana masyarakat menjaga warisan kuliner mereka.

Merek-merek ini adalah bukti bahwa produk lokal, ketika dijaga dengan konsistensi dan karakter, bisa bertahan bahkan lebih dari satu abad.

Sudah pernah coba yang mana?

 

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments