Alasan Sebenarnya ada Lubang di Tengah Bagel
Lantas, apa yang membuat bagel memiliki lubang di bagian tengahnya? Berdasarkan laporan The Daily Meal, alasan utama dari lubang ini bukanlah untuk meningkatkan rasa, tetapi untuk memudahkan proses penjualan.
Dahulu, para pedagang bagel sering menumpuk bagel pada pasak atau mengikatnya dengan tali. Alasannya agar kudapan ini bisa dijajakan dengan mudah di sisi jalan.
Menurut New York Times, hingga tahun 1970-an, sebagian besar bagel di Amerika masih didistribusikan ke toko makanan dan supermarket dengan cara diikat menggunakan tali.
Selain alasan logistik, ada juga makna simbolis di balik bentuk berlubang ini. Dilansir dari The Atlantic, di Eropa Timur—tempat asal mula bagel—bentuk roti bundar dianggap sebagai lambang keberuntungan dan umur panjang.
Masyarakat Eropa Timur membawa tradisi ini saat bermigrasi ke Amerika Serikat, menjadikan bagel sebagai salah satu makanan paling ikonik di negara tersebut.
Itulah mengapa bagian tengah yang bolong ini sangat penting. Sebab di masa lalu, donat dan bagel dijual dengan cara ditumpuk di atas tongkat panjang atau dirangkai dengan tali.
Hal ini mempermudah transportasi dan penyimpanan, terutama di pasar atau kios jalanan. Dengan demikian, lubang di tengah membuat kedua jenis makanan ini lebih praktis dijual dan dihidangkan dalam jumlah besar.
Lubang pada Donat dan Bagel Sebuah Inovasi Sederhana dengan Dampak Luar Biasa
Bagian tengah donat dan bagel yang berlubang tidak hanya menjadi ciri khas visual, tetapi juga berperan penting dalam proses pembuatan dan penyajiannya.
Pada donat, lubang ini membantu proses penggorengan agar adonan matang merata. Sementara pada bagel, lubang di tengah membuat adonan lebih mudah dimasak secara merata dan juga mudah untuk menjualnya.
Donat yang digoreng memiliki tekstur yang renyah di luar dan lembut di dalam, sedangkan bagel yang melalui proses perebusan memiliki tekstur yang kenyal dan padat.
Bentuk berlubang ini sekaligus menunjukkan bagaimana inovasi sederhana dapat bertahan selama berabad-abad dan bahkan menjadi ikon dalam dunia kuliner. Di Indonesia, meski donat lebih populer, pengetahuan tentang bagel perlahan mulai dikenal, terutama di kota-kota besar.
Kini, kita bisa menikmati kedua makanan ini dengan lebih memahami sejarah dan alasan di balik bentuknya yang khas. Walaupun saat ini sudah banyak variasinya, namun ciri khas donat bolong tetap bertahan hingga kini.
Bagaimana pilihan Anda? Apakah Anda lebih suka donat atau bagel dengan bagian bolongnya yang khas, atau variasi kekinian yang utuh?