Kue Dongkal dari Betawi Kini Mulai Langka

kue dongkal
Ilustrasi dongkal. Foto: Wikipedia.

Apakah Anda pernah mencoba kue dongkal? Atau justru Anda belum pernah mendengar namanya? Perlu kita ketahui bahwa makanan yang satu ini merupakan salah satu jenis kuliner khas dari Betawi.

Kue Dongkal juga sering disebut dengan dodongkal. Dilansir dari Kumparan Food, ada hal unik dari namanya. Jadi, nama kue ini sendiri jika diterjemahkan berarti ‘mengiris’ kue dengan gerakan seperti ‘dicongkel’. Atau dengan kata lain ‘didongkal’ menggunakan sebuah alat bernama centong.

Jika diperhatikan, kue tradisional Betawi ini memiliki tekstur dan rasa seperti kue putu karena memiliki isian gula merah dan bagian luarnya putih. Hanya saja dodongkal menggunakan gula merah sebagai pelapis. Sementara putu sebagai isian.

Akan tetapi belakangan ini kue dongkal semakin sulit ditemukan dan langka. Namun walaupun semakin sedikit penjualnya, Anda masih bisa mencarinya.

Salah satunya ada di daerah Mampang. Kue Dongkal Mampang ini sendiri merupakan cabang keempat Kue Dongkal Cipinang Jaya.

Menurut penjualnya bernama Anto, ia menjelaskan bahwa sesungguhnya peminat kue tradisional Betawi ini masih banyak.

Baca juga: Aneka Kue Tradisional yang Menggunakan Bungkus Daun Pisang

kue dongkal
Ilustrasi dodongkal. Foto: Kumparan.

“Walaupun makanan ini semakin langka dan dianggap jadul, tetapi saya merasa peminatnya masih banyak hingga kini,” ujar Anto sebagaimana dilansir Kumparan.

Hal itu dapat dilihat dari peminat kue khas ini. Dalam sehari, Anto bisa menjual hingga lima sampai enam cetakan atau kukusan. Cetakan yang digunakan biasanya berbentuk kerucut. Sehingga apabila diperhatikan mirip seperti nasi tumpeng.

Anto menghabiskan kurang lebih 15 kg tepung beras untuk menjual hingga lima atau enam kukusan.

Menurut Anto, cara membuat kue dongkal tidaklah begitu sulit.

Jadi, awalnya beras kita giling, kemudian dikukus, lalu dihaluskan lagi. Itu dilakukan pada pagi hari. Lalu di siang hari baru digiling kembali hingga tepung berubah menjadi agak halus. Langkah berikutnya diadon dengan tambahan tepung kelapa dan susu. Setelah itu dicetak dan diberikan gula merah di setiap lapisannya,” terang Anto.

Apabila kue telah matang, menu tradisional betawi ini kemudian dipotong-potong. Harga untuk merasakan nikmatnya makanan ini sangat terjangkau.

Mulai dari Rp15 ribu saja. Lalu satu kukusan sendiri dihargai Rp200 ribu.

Gerobak penjual dongkal. Foto: Kumparan.

Apakah Anda tergiur untuk membuat kue tradisional ini? Atau Anda ingin mengembangkan menu khas daerah Anda sendiri? Yuk kita lestarikan kuliner dari berbagai daerah di Indonesia!

Baca juga: Kue Pukis di Semarang Ini Ludes Hanya Dalam Waktu 2 Jam

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments