Klappertaart bisa dibilang merupakan kue legendaris Manado. Kue ini memiliki cita rasa yang khas dan lezat, serta tekstur yang lembut dan gurih. Namun, tahukah Anda bahwa klappertaart sebenarnya bukan berasal dari Indonesia, melainkan dari Belanda? Bagaimana kisahnya? Simak ulasan berikut ini.
Sejarah Kue Legendaris Manado, Klappertaart
Ada yang unik dari kue yang populer di Manado, Klappertaart. Dilansir dari Kompas.com, Klappertaart adalah kue khas Manado yang terbuat dari kelapa muda, susu, dan telur. Kue ini memiliki sejarah yang menarik dan unik, karena merupakan hasil perpaduan antara budaya Belanda dan Indonesia.
Nama klappertaart berasal dari kata “klapper” dan “taart”. Kedua kata tersebut adalah gabungan dari bahasa Belanda dengan Indonesia. Kata “klapper” memiliki arti atau merujuk pada “kelapa” yang dieja oleh orang Belanda menjadi “klepper”. Lalu “taart” berasal dari bahasa Belanda yang artinya kue.
Dilansir dari sebuah jurnal dari Universitas Surya dengan judul “Klappertaart: An Indonesian-Dutch Influenced Traditional Food” (2018), terungkap sebuah kisah menarik.
Kudapan ini awalnya ditemukan oleh seorang perempuan Belanda. Ia menetap di Indonesia ketika era penjajahan Belanda dan melihat banyak perkebunan kelapa di Indonesia. Ia lalu mencoba memasukkan daging kelapa muda ke resep taart.
Bahan yang ia gunakan ketika itu adalah kelapa, kenari, kismis, dan tepung gandum. Kemudian hasil racikan kue itu ternyata sangat disukai oleh semua orang, termasuk masyarakat Indonesia. Berbagai kalangan kemudian turut belajar membuatnya.
Dalam perjalanannya, resep dari Belanda dilakukan adaptasi. Karena masyarakat Belanda banyak menggunakan susu sebagai pemanis adonan. Sementara lidah orang Indonesia tidak terlalu suka rasa manis. Akhirnya rasa Klappertaart saat ini cenderung berbeda dari resep awalnya.
Mengapa Klappertaart Menjadi Populer Di Manado?
Dilansir dari The Asian Parent, kudapan ini berasal dari Minahasa yang merupakan penghasil komoditas kelapa terbesar saat era kolonial Belanda. Apabila dibandingkan dengan kue lokal lain, kudapan ini dari penampilannya terlihat “kebarat-baratan.” Sementara itu rasanya berbeda dari kue Indonesia kebanyakan. Hal ini wajar sebab resep aslinya menggunakan rum. Sebuah komponen yang jarang digunakan oleh masyarakat lokal pada umumnya.
Belanda ketika itu juga berada di Sulawesi Utara, tepatnya di Minahasa yang menjadi penghasil kelapa terbesar. Kemudian muncul olahan kue berbasis kelapa di wilayah ini.
Walaupun menu ini merupakan hasil akulturasi budaya asing, pada tahun 2012 berhasil masuk menjadi salah satu 30 icon kuliner tanah air. Bahkan sudah disahkan oleh Kementerian Pariwisata ketika itu.
Halaman berikut: Rekomendasi gerai yang menyediakan klappertaart