Pernah coba coklat Toblerone dengan bentuk segitiga uniknya? Coklat ini pertama kali diperkenalkan di Bern, Swiss, oleh Theodor Tobler dan Emil Baumann. Mari simak kisah lebih lengkapnya!
Nama “Toblerone” merupakan gabungan dari nama keluarga Tobler dan “torrone“, yang berarti nougat dalam bahasa Italia. Dengan menggunakan bahan Swiss asli seperti coklat susu, madu, dan almond nougat, coklat ini menjadi salah satu produk unggulan Swiss yang terkenal secara global.
Kisah Toblerone Dimulai Sejak 1868
Sejarah Toblerone dapat ditelusuri sejak tahun 1868. Dilansir dari Toblerone.co.uk, awalnya dari perusahaan bernama Chocolat Tobler. Bisnis ini bukanlah perusahaan baru, melainkan sudah eksis sejak 1868 ketika Jean Tobler, ayah Theodor, memulai bisnis pembuatan permen.
Pada tahun 1900, perusahaan ini diwariskan kepada Theodor dan saudaranya Emil. Kemudian pada perjalanannya mereka membawa perubahan inovatif, termasuk memperkenalkan Toblerone.
Produk terus mendapat perhatian luas memasuki tahun 1920. Berlanjut bertahun kemudian, pada tahun 1985, popularitas Toblerone semakin meningkat di seluruh dunia.
Popularitasnya tak lepas dari kelezatan unik cokelat dengan nougatnya yang kenyal. Untuk memenuhi permintaan yang terus bertambah dari para pencinta coklat, pabrik baru didirikan di ibu kota Bern.
Pabrik ini bertujuan untuk memastikan penggemar Toblerone tetap terpuaskan dengan pasokan yang cukup untuk memanjakan pecinta coklat yang manis.
Bentuk dan Filosofi Unik Toblerone
Salah satu aspek yang paling ikonik dari Toblerone adalah bentuknya yang menyerupai segitiga. Ada banyak teori yang menjelaskan inspirasi di balik bentuk unik ini.
Beberapa percaya bahwa bentuk segitiga Toblerone terinspirasi dari Pegunungan Alpen, khususnya Matterhorn. Bentuk ini kemudian menjadi ikon di kemasan Toblerone sejak tahun 1970.
Tidak hanya dari segi bentuk, tetapi kualitas rasa Toblerone juga menjadi daya tarik utama. Kombinasi antara manisnya coklat susu Swiss, tekstur renyah almond nougat, dan aroma madu membuat Toblerone terus diminati di seluruh dunia.
Kisah Toblerone dengan Perubahan dan Evolusinya
Seiring berjalannya waktu, Toblerone berkembang menjadi simbol coklat premium Swiss dan mengalami beberapa perubahan penting.
Pada tahun 1969, Toblerone memperkenalkan varian dark chocolate yang lebih pekat, disusul oleh berbagai inovasi rasa lain.
Kemudian pada tahun 2016, perusahaan sempat menuai kontroversi karena mengurangi ukuran segitiga untuk menghemat biaya produksi. Hal ini kemudian berakhir saat Toblerone memutuskan untuk kembali ke bentuk asli setelah mendapat banyak kritik.
Namun, perubahan paling signifikan datang pada tahun 2023 ketika Mondelez, pemilik Toblerone, memutuskan untuk memindahkan sebagian produksi ke Slovakia.
Hal ini menyebabkan logo Gunung Matterhorn yang ikonik harus dihapus dari kemasan. Hal ini karena UU Swiss tahun 2017 melarang penggunaan simbol “Swiss” untuk produk yang tidak sepenuhnya diproduksi di Swiss sebagaimana dilansir dari CNBC Indonesia.
Meski demikian, Toblerone akan tetap mempertahankan kualitasnya. Salah satunya mereka menghadirkan logo baru dan tanda tangan dari pendirinya, Theodor Tobler, pada kemasannya.
Masuknya Toblerone ke Indonesia
Di Indonesia, Toblerone pertama kali diperkenalkan oleh distributor internasional pada era 1980-an dan langsung mendapatkan tempat di hati masyarakat. Coklat ini menjadi pilihan utama sebagai kudapan yang melambangkan kemewahan.
Produk ini juga mudah ditemukan di berbagai toko swalayan hingga gerai bebas pajak di bandara. Hingga kini, Toblerone tetap menjadi salah satu cokelat premium yang digemari oleh konsumen Indonesia berkat cita rasa khas Swiss yang selalu terjaga.
Sejak pertama kali diluncurkan lebih dari 100 tahun lalu, Toblerone telah menorehkan sejarah panjang dalam industri cokelat dunia. Meskipun menghadapi tantangan dan perubahan, coklat ini terus berinovasi tanpa melupakan akar tradisinya.
Dengan kemasan baru dan produksi di Slovakia, Toblerone tetap menjadi ikon cokelat yang dikenal di seluruh dunia.