Shimazu Nariakira adalah seorang tokoh penting dalam sejarah Jepang, yang dikenal sebagai reformis dan pendukung modernisasi Jepang. Ia juga terkenal sebagai kolektor seni dan kerajinan, termasuk kue tradisional.
Teori ini mengatakan bahwa ia meminta tukang kue untuk membuat kue yang lebih ringan dan lembut daripada yokan. Yokan sendiri merupakan kue agar-agar yang padat dan kenyal.
Selain kedua teori tersebut, ada juga kemungkinan bahwa karukan mengacu pada fukuregashi, yaitu jenis kue kukus dengan gula merah, tepung, dan soda kue. Kudapan ini memang sudah ada di daerah tersebut sejak lama. Fukuregashi berarti “kue mengembang”, karena teksturnya yang mengembang dan berongga. Fukuregashi juga mirip dengan kasutera, kue bolu terkenal dari Nagasaki.
Keunikan Karukan
Dilansir dari gltjp.com, kudapan ini dibuat dengan melibatkan banyak unsur udara. Proses pembuatan karukan dengan banyak udara membuatnya memiliki tekstur yang kenyal dan lembut. Kemudian membuat sensasi rasa yang halus dan manis, namun tetap memiliki aroma ubi jepang yang khas.
Karukan tidak hanya lezat, tetapi juga kaya akan protein, vitamin, dan mineral, serta mengandung enzim yang memiliki efek tonik. Inilah yang membedakannya dari jenis kue Jepang lainnya terutama dalam hal nilai gizi. Selain jenis polos, “Karukan Manju” yang berisi pasta kacang merah juga merupakan item standar dan cocok disantap bersama kopi dan teh Jepang.
Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa Karukan sudah dibuat sejak lama. Disinyalir kudapan ini sudah hadir sejak tahun 1854 dan bertahan serta menyebar hingga sekarang.
Ciri khas kue tradisional Jepang ini memiliki rasa manis sekaligus kaya. Baik dalam kandungan protein, vitamin, mineral, dan berbagai enzim yang memiliki efek tonik. Menu yang satu ini dapat Anda jadikan inspirasi sebagai menu baru pada bisnis kuliner atau list makanan berikutnya yang akan Anda buat di dapur.