Tren roti di Indonesia terus bergulir, dan kini giliran bolo bun yang mencuri perhatian. Roti dengan permukaan atas bertekstur retak seperti nanas ini mulai banyak ditawarkan oleh berbagai bakery kekinian di Indonesia.
Akan tetapi, meski dikenal juga dengan sebutan pineapple bun, bolo bun sama sekali tidak mengandung nanas. Bagaimana bisa hal itu terjadi? Baca terus ke bawah ya!
Apa Itu Bolo Bun?
Bolo bun merupakan roti panggang yang berasal dari Hong Kong. Ciri khasnya terletak pada bagian atas roti yang berwarna kuning keemasan dengan tekstur renyah dan tampilan retak.
Lapisan mirip kulit buah nanas ini dibuat dari adonan campuran gula, tepung, dan kuning telur yang digulung dan diletakkan di atas roti sebelum dipanggang.
Ada alasan mengapa walaupun dinamai pineapple bun, roti ini tidak mengandung nanas. Jawabnya karena nama tersebut merujuk pada pola lapisan atasnya yang menyerupai kulit buah nanas.
Dalam versi tradisional, adonan luarnya mengandung minyak babi, namun seiring waktu banyak produsen menggantinya dengan mentega. Hal ini demi menyesuaikan dengan selera dan kebutuhan pasar yang lebih luas.
Apa yang Membuat Roti Bolo Bun Istimewa?
Keistimewaan bolo bun terletak pada kontras tekstur antara bagian luar dan dalam roti. Bagian dalamnya lembut, ringan, dan empuk seperti roti susu Jepang, sementara bagian atasnya kering, garing, dan sedikit rapuh.
Bagian atas menjadi renyah disebabkan oleh lapisan topping yang dipanggang hingga pecah-pecah. Akhirnya menghasilkan permukaan roti seperti “retakan” kulit nanas.
Sensasi menggigit bolo bun pun terasa unik, sebab renyah di awal, lalu langsung disusul kelembutan roti di dalamnya.
Lapisan atasnya yang dibuat dari adonan mirip kue kering menghadirkan rasa manis ringan, kaya mentega, dan aroma panggang yang khas. Dalam satu gigitan, bolo bun menyatukan elemen roti dan biskuit dalam satu sajian yang harmonis.
Tak heran jika roti ini semakin populer: tampilannya menarik, teksturnya kompleks, dan cocok disantap hangat dengan isian mentega dingin yang meleleh perlahan di dalamnya.
Sepintas Sejarah
Sejarah pasti dari bolo bun tidak diketahui secara pasti, namun roti ini diyakini mulai dikenal sejak 1940-an. Beberapa sumber menyebut bolo bun memiliki kemiripan dengan roti asal Meksiko bernama concha, terutama pada pola retak di bagian atasnya.
Bolo bun semakin populer di Hong Kong pada era 1960-an melalui berbagai kafe lokal. Roti ini menjadi simbol akulturasi budaya kuliner Tiongkok dan Barat. Pada tahun 2014, teknik pembuatan bolo bun diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh pemerintah Hong Kong.
Bolo Bun Mulai Populer di Indonesia
Kini, bolo bun mulai mewarnai dunia perrotian Indonesia. Beberapa gerai dan bakery modern menghadirkan versi mereka sendiri dari roti asal Hong Kong ini.
Salah satu pelopornya adalah Boloman yang hadir di Old Shanghai Sedayu City. Gerai ini menawarkan bolo bun dalam berbagai varian.
Sementara itu, Hong Kong Cai di Gading Serpong menghadirkan bolo bun dengan klaim autentisitas rasa ala Hong Kong. Pengunjung bisa mencicipi roti lembut dengan potongan mentega di dalamnya, mirip dengan penyajian khas di negara asalnya.
Salah satu yang kini tengah viral adalah Gram and Dough, bakery kecil bergaya rumahan di kawasan Ciniru, Kebayoran, Jakarta Selatan. Meskipun hanya melayani takeaway, antusiasme pengunjung terhadap bolo bun buatannya cukup tinggi. Dengan harga sekitar Rp 15.000, roti ini disajikan dengan isian mentega berukuran besar dan tampilan yang menggugah selera.
Potensi ke Depan
Kehadiran bolo bun dalam berbagai versi lokal menunjukkan antusiasme pasar Indonesia terhadap inovasi kuliner Asia. Dengan rasa ringan, tampilan menarik, dan tekstur unik, bolo bun diprediksi akan terus berkembang dan menjadi bagian dari deretan roti populer di tanah air.
