Yogyakarta kembali kehilangan salah satu tokoh legendarisnya di dunia kuliner. Yu Hadi, yang dikenal sebagai penjual gudeg legendaris khas di Kampung Kauman, meninggal dunia pada Minggu, 24 November 2024, di usia 86 tahun.
Ia menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta setelah berjuang melawan sakit pada usus.
Kepergian Yu Hadi tak hanya meninggalkan duka bagi keluarganya, tetapi juga bagi para penikmat gudeg yang telah menjadi pelanggan setianya selama puluhan tahun.
Warungnya, yang terkenal dengan rasa gudeg gurih dan tidak terlalu manis, akan tutup sementara selama 40 hari untuk menghormati almarhumah sebagaimana dilansir dari Kompas.com (26/11/24).
Kisah Hidup Yu Hadi: Dari Penjual Keliling hingga Legenda Kuliner
Yu Hadi, yang memiliki nama kecil Patinah, adalah adik kandung dari Yu Djum, pelopor Gudeg Yu Djum legendaris. Kedua bersaudara ini memulai perjalanan mereka dengan berjualan gudeg keliling di Yogyakarta.
Namun, Yu Hadi kemudian menetap di Kampung Kauman dan membangun lapaknya sendiri di sana.
Setiap pagi, sejak pukul 05.00 WIB, Yu Hadi membuka warungnya yang sederhana. Lapak ini tidak menyediakan tempat duduk atau minuman, tetapi selalu ramai pembeli yang rela menunggu demi menikmati gudeg buatannya.
Dilansir dari ReJogja (03/06/22), cara memasaknya masih tradisional, menggunakan kayu bakar, yang memberikan aroma khas pada gudegnya.
Rasa gudeg Yu Hadi sedikit berbeda dari gudeg kakaknya, Yu Djum. Jika Gudeg Yu Djum dikenal dengan cita rasa manis pekat yang khas, Gudeg Yu Hadi menawarkan rasa gurih yang lebih seimbang dengan sentuhan pedas ringan.
Hal ini membuatnya digemari oleh pelanggan yang mencari alternatif rasa gudeg klasik.
Apa perbedaan antara gudeg Yu Hadi dan Yu Djum? Simak di halaman berikut!