Hebat! Baguette dari Prancis Diangkat Menjadi Warisan Budaya oleh UNESCO

baguette dari prancis
Ilustrasi baguette. Foto: Wikipedia.

Prancis bukan saja hebat di lapangan hijau atas kemenangannya pada babak 16 besar Pesta Bola Dunia 2022 di Qatar. Di bidang baking pun mereka berhasil mencatatkan roti baguette dari Prancis sebagai warisan tak benda oleh UNESCO.

Dilansir dari The Jakarta Post, penyematan status terhadap baguette dari Prancis itu terjadi pada hari Rabu, 30 November 2022 oleh UNESCO. Status ini diberikan terhadap tradisi pembuatan roti khas dari negeri menara Eiffel itu.

Baguette bisa dibilang telah menjadi bagian hidup warga Prancis. Sangat mudah untuk melihat seseorang menenteng baguette setelah keluar dari boulangerie alias toko roti. Mereka membawanya untuk dibawa pulang atau untuk berbagai keperluan.

UNESCO Menetapkan Baguette dari Prancis Warisan Tak Benda

baguette dari prancis
Ilustrasi baguette. Foto: Pxhere.

PBB yang menaungi UNESCO menyampaikan bahwa roti dari Perancis bernama baguette ini memiliki tradisi kuat di dalam masyarakat. Baik dari proses pembuatannya sampai loyalitas warga Prancis dalam mengkonsumsi baguette.

Roti berbentuk tongkat panjang ini telah menjadi bagian penting perjalanan hidup masyarakat Prancis. Tak pelak menu dengan tekstur luar yang keras namun lembut di dalam ini mampu menjadi salah satu budaya yang menjadi ciri khas negara tersebut.

Terdapat lebih dari enam juta baguette yang dibuat dalam setahun di negeri yang saat ulasan ini ditulis baru saja menang lawan Polandia. Mereka lolos dan melanjutkan langkah pada dari 16 besar pesta bola dunia 2022 di Qatar.

Jumlah enam juta itu tercatat oleh Federasi Bakery Nasional Prancis. Tentu bukan porsi yang sedikit bukan untuk sebuah menu roti. Maka dari itu tak heran apabila kudapan berukuran panjang ini dianggap sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO.

Terdapat Tantangan Dibalik Penyematan Gelar Kepada Baguette dari Prancis

baguette dari prancis
Ilustrasi baguette dalam keranjang. Foto: Pxfuel.

Siapa yang tidak gembira ketika salah satu jenis makanan dari negaranya mendapatkan gelar penting dan dianggap warisan budaya. Tentu saja akan disambut baik. Akan tetapi di sisi lain ternyata menu yang satu ini sedang menghadapi tantangan tersendiri.

Roti yang dideskripsikan terbuat dari “250 gram keajaiban dan kesempurnaan,” oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron ini sedang menghadapi situasi yang berubah. Terdapat sedikitnya 400 toko roti artisan yang tidak lagi beroperasi setiap tahunnya. Data ini dicatat sejak tahun 1970.

Di era 70-an terdapat sekitar 55 ribu toko roti yang setara dengan satu toko dibandingkan 790 penduduk. Sementara saat ini hanya ada 35 ribu saja untuk setiap 2000 penduduk.

Pengurangan ini disebabkan oleh penyebaran bakery skala industri dan supermarket baru dari luar daerah. Selain itu terjadi pula pergeseran minat dari yang semula mengkonsumsi baguette menjadi burger dan jenis lainnya.

Lebih Jauh tentang Baguette dari Prancis

baguette dari prancis
Ilustrasi baguette. Foto: Wikipedia.

Secara umum, bagaimana asal muasal baguette belum ada informasi pasti. Dilansir dari Kompas, ada pendapat yang mengatakan kudapan ini sudah ada sejak abad ke 18. Ada pula yang berpendapat bahwa roti ini ditemukan seiring dengan teknologi oven uap di era 1830-an.

Kisah yang cukup legendaris terkait dengan Napoleon. Ketika itu diyakini ia membuat perintah untuk membuat roti menjadi tipis dan memanjang. Tujuan pembuatan dengan bentuk seperti itu agar mudah dibawa oleh prajurit ke wilayah yang akan dijelajahi.

Walaupun “nenek moyang” roti khas Prancis ini diyakini sudah cukup lama, namun nama “baguette” sendiri baru resmi disematkan pada tahun 1920. Peresmian nama ini diprakarsai oleh undang-undang yang dibuat untuk mengatur standarisasi roti panjang tersebut. Spesifikasi agar sebuah produk baking dapat disebut bagutte adalah memiliki panjang 40 cm dengan berat minimal 80 gram.

Baca juga:

Croque Monsieur, Sandwich Tradisional Perancis yang Enak Banget

Pada Awalnya Dianggap Makanan Mewah

Sebagaimana layaknya sebuah menu makanan pada zaman dahulu, seringkali inovasi baru hanya dapat dinikmati oleh kaum borjuis. Tak terkecuali baguette. Kudapan Prancis ini pada awalnya hanya dikonsumsi oleh para aristokrat.

Di sisi lain masyarakat umum seperti kelas pekerja hanya mengkonsumsi roti khas desa. Tentu saja roti untuk rakyat jelata ini tidak seenak baguette. Akan tetapi itulah pilihan yang tersedia bagi mereka untuk memakan roti yang lebih awet dan mudah untuk disimpan dalam waktu lama.

Seiring berjalannya waktu, baguette pun menyebar luas terutama pada era tahun 1960-1970an. Selebihnya adalah sejarah karena kini baguette dapat dinikmati oleh siapa saja bahkan hingga ke seluruh dunia.

Bagaimana menurut Anda? Apakah Anda pernah menyantap baguette dari Prancis? Seperti apa kesan Anda saat menyantapnya?

Baca juga: Berbagai Toko Roti Croissant Hits dan Unik di Jakarta

 

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments