Suasana perayaan HUT Ke-77 RI masih terus bergema. Salah satunya datang dari Maluku yang berhasil memecahkan rekor MURI didapatkan dari aneka olahan makanan berbahan dasar sagu.
Daerah di kawasan timur Indonesia ini berhasil memecahkan rekor setelah keberhasilan menyajikan 520 masakan dari sagu. Aneka kreasi dari Maluku ini terwujud ke dalam aneka makanan kue basah, kue kering, mie, juga puding. Selain itu juga disajikan makanan berbahan dasar sagu dalam kategori makanan berat.
“Kami sebagai orang Maluku merasa bangga karena sagu adalah bahan pangan sumber karbohidrat lokal yang bukan saja lezat tapi juga sehat. Selain itu sagu menjadi identitas budaya yang patut terus dijaga dan dilestarikan, kata Gubernur Maluku, Murad Ismail sebagaimana dilansir oleh Bisnis.com.
Penyelenggaraan kegiatan rekor MURI ini dilakukan dalam rangka memperingati HUT Ke-77 Republik Indonesia yang diinisiasi oleh Ketua Tim Penggerak PKK Prov. Maluku, Widya Pratiwi Murad Ismail. Penghargaan yang diberikan kepada Provinsi Maluku masuk ke dalam rekor Sajian Makanan Olahan Terbanyak dari Bahan Sagu.
Provinsi Maluku berhasil menyajikan 520 jenis makanan berbahan dasar sagu. Sajian tersebut meliputi aneka kue basah, kue kering, mie, makanan berat, makanan penutup seperti puding sampai dengan minuman.
Baca juga: Kenari Maluku dengan Beragam Manfaat dari Timur Indonesia
Pemerintah Mendukung Pengembangan Aneka Makanan Berbahan Dasar Sagu
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi yang turut menghadiri acara pemecahan rekor menyatakan dukungannya untuk mendukung pengembangan pangan terutama dari bahan baku lokal. Ia berharap langkah Provinsi Maluku juga bisa ditiru oleh provinsi lain untuk mengembangkan bahan baku lokal di daerah masing-masing.
Makanan berbahan dasar sagu dapat menjadi pilihan pengganti nasi yang bergizi. Sebab di dalam 100 gr pati sagu mengandung 350 kalori yang setara kalori gandum sebesar 364 kalori.
Arief menyatakan pihaknya mendukung pengembangan sagu yang dilakukan Pemprov Maluku. Karena bahan baku lokal ini dapat menghasilkan beraneka ragam makanan berbahan dasar sagu seperti roti, kue, mie, dan berbagai menu lainnya. Apabila bahan baku ini terus dikembangkan bukan tidak mungkin bisa menjadi substitusi komoditas impor seperti gandum.
“Ketergantungan kita terhadap gandum impor dapat berkurang secara signifikan apabila terjadi konsistensi kerjasama antara pemerintah, akademisi dan pelaku usaha untuk terus mengembangkan sagu untuk menggantikan gandum,” kata Arief.
Bahan baku lokal memiliki potensi yang sangat besar untuk terus berkembang. Apakah Anda termasuk salah satu yang selalu menggunakan bahan-bahan khas dari Indonesia?
Apa kira-kira bahan pilihan Anda untuk menjadi sajian unik dan enak? Apapun yang Anda gunakan, mari bersama-sama melestarikan bahan lokal Indonesia!
Baca juga: Mari Menyusuri 5 Kuliner NTT yang Eksotis