Alkmaar Cheese Market: Festival Keju Selama Ratusan Tahun di Belanda

alkmaar cheese market
Gambaran meriahnya festival keju di Belanda. Foto: Ed Van de Pol.

Alkmaar Cheese Market merupakan tradisi perdagangan keju yang telah berlangsung selama berabad-abad dan menjadi bagian penting dari sejarah ekonomi serta budaya kota Alkmaar di Belanda. Lebih dari sekadar atraksi musiman, pasar ini mencerminkan warisan lokal yang terus hidup hingga saat ini.

Sejarah Awal Alkmaar Cheese Market

Aktivitas perdagangan keju di Alkmaar pertama kali tercatat pada tahun 1365, saat kota ini hanya memiliki satu pasang timbangan keju.

Pada tahun 1612, jumlah timbangan meningkat menjadi empat buah seiring meningkatnya volume perdagangan.

Sebenarnya catatan mengenai kaasdragersgilde, atau serikat pengangkut keju, mulai muncul dalam arsip pada tahun 1619. Namun, tahun 1593 dianggap sebagai awal resmi berdirinya Alkmaar Cheese Market.

Pasar ini diselenggarakan di Waagplein, alun-alun kota yang telah diperluas hingga delapan kali dalam perjalanannya selama dua abad demi mengakomodasi kegiatan festival ini.

Di abad ke-17, keju diperdagangkan setiap Jumat dan Sabtu dari bulan Mei hingga All Saints’ Day. Memasuki abad ke-18, frekuensi pasar meningkat hingga empat hari per minggu.

Pelaksanaan Modern Alkmaar Cheese Market

alkmaar cheese market
Ilustrasi kaasdragers atau pengangkut keju. Foto: Kaasmarkt.

Saat ini, Alkmaar Cheese Market masih rutin digelar di Waagplein setiap Jumat pagi, mulai dari bulan April hingga September, pukul 10.00 hingga 13.00.

Pada bulan Juli dan Agustus, beberapa pasar malam juga diadakan sebagai bagian dari rangkaian acara musim panas.

Tradisi dimulai dengan bunyi lonceng yang menandakan dibukanya pasar. Para kaasdragers, atau pengangkut keju, mengenakan pakaian putih dan topi jerami warna-warni.

Mereka membawa roda keju menggunakan tandu kayu menuju rumah timbang, di mana keju diperiksa oleh keurmeesters menggunakan teknik tradisional. Proses tawar-menawar harga dilakukan melalui handjeklap, yaitu saling menepuk tangan hingga tercapai kesepakatan.

Aktivitas Edukatif dan Budaya

Kemeriahan pasar keju. Foto: Ed van de Pol.

Pasar keju ini juga dimanfaatkan sebagai media edukasi dan pelestarian budaya. Pengunjung dapat menyaksikan proses pasar dari dekat, mencicipi berbagai jenis keju lokal seperti Gouda dan Edam, serta mengikuti tur berpemandu untuk mempelajari lebih dalam sejarah dan nilai budaya pasar ini.

Tersedia pula aktivitas interaktif seperti mencoba menimbang keju atau berfoto bersama kaasdragers. Di sekitar lokasi pasar, pengunjung bisa mengunjungi Museum Keju, Grote Kerk, atau menjelajahi pusat kota melalui tur kanal dan berjalan kaki.

Jika Tradisi Seperti Ini Ada di Indonesia

Melihat bagaimana Alkmaar Cheese Market mampu memadukan unsur sejarah, budaya, dan keterlibatan masyarakat secara langsung, menarik untuk membayangkan potensi tradisi serupa di Indonesia.

Bayangkan pasar tempe, jamu, atau tahu yang digelar di ruang publik dengan format pertunjukan, edukasi, dan interaksi.

Kegiatan seperti ini bukan hanya memperkuat identitas budaya lokal, tetapi juga membuka peluang ekonomi dan pariwisata. Tradisi yang hidup adalah tradisi yang terus dipraktikkan, dibagikan, dan dihargai oleh masyarakat lintas generasi.

 

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments