Patani Coffee adalah salah satu pelaku usaha kopi di Leuwiliang Bogor yang mengembangkan kopi lokal dengan pendekatan produksi dan pemberdayaan yang berbeda. Brand ini dikenal karena penggunaan alat roasting tanah liat buatan sendiri, model social business yang melibatkan petani, serta aktivitas pendampingan budidaya kopi di tingkat hulu. Lokasinya berada di tengah kebun dengan fasilitas sederhana karena kegiatan utamanya bukan layanan kafe, melainkan produksi beans dan pengembangan ekosistem kopi lokal.
Roasting Tanah Liat Buatan Sendiri
Patani Coffee menggunakan alat roasting custom yang dibuat dari tanah liat. Teknik ini dipilih karena karakter panas tanah liat dianggap mampu memberikan distribusi panas yang lebih stabil dan merata. Menurut pengelolanya, cara ini membantu menghasilkan profil rasa kopi yang cenderung lebih manis dan terasa lebih lembut di tenggorokan.
Metode ini berbeda dari praktik roasting modern yang umumnya menggunakan mesin berbahan logam dengan kontrol suhu otomatis. Di Patani Coffee proses pemanggangan dilakukan manual dengan pemantauan warna dan suhu biji kopi secara langsung. Pendekatan tersebut digunakan terutama untuk robusta Leuwiliang Bogor yang menjadi komoditas utama mereka.
Model Social Business dan Sistem Farmer Sharing
Patani Coffee menerapkan model usaha berbasis social business development. Pendekatan ini mengutamakan kolaborasi bersama petani melalui sistem farmer sharing yang memberikan nilai tambah lebih setara kepada para petani. Hubungan yang terbangun bukan hanya transaksi jual beli bahan baku, tetapi kerja sama jangka panjang.
Farmer sharing meliputi edukasi mengenai pemilihan bibit, teknik perawatan tanaman, proses panen, hingga pengolahan pasca panen seperti natural, honey, atau washed process. Pendampingan dilakukan agar petani mampu meningkatkan kualitas hasil kebun dan memahami nilai jual kopi yang lebih luas. Sistem ini bertujuan agar proses produksi kopi tidak hanya menguntungkan pihak roastery, tetapi juga meningkatkan pengetahuan dan pendapatan petani.
Lokasi Sederhana di Tengah Kebun
Patani Coffee sering dikunjungi pecinta kopi, tetapi tempatnya tidak dirancang sebagai kafe komersial. Fasilitas yang tersedia hanya meja dan kursi sederhana di area kebun. Tidak ada dekorasi atau konsep interior seperti kafe pada umumnya. Area tersebut lebih berfungsi sebagai tempat mencicipi hasil roasting dan ruang diskusi tentang kopi.
Kesederhanaan lokasi ini disesuaikan dengan fokus utama usaha. Produksi kopi, proses roasting, pendampingan petani, dan edukasi menjadi prioritas utama. Kegiatan minum kopi di lokasi hanya bersifat pendukung dan bukan produk utama yang dipasarkan.
Produk yang Dihasilkan
Patani Coffee memproduksi kopi robusta Leuwiliang sebagai produk utamanya. Selain itu mereka juga menyediakan arabika dan liberika dalam jumlah tertentu tergantung musim panen dan ketersediaan biji. Semua produk diproses secara manual mulai dari sortasi hingga pemanggangan.
Mereka juga membuat produk kerajinan yang berkaitan dengan kopi menggunakan bahan lokal. Beberapa di antaranya adalah dripper bambu handmade, roaster kecil dari tanah liat, serta sedotan pakis. Produk tersebut dibuat berdasarkan ketersediaan bahan dan permintaan pembeli.
Selain memproduksi beans dan kerajinan, Patani Coffee menjual bibit tanaman kopi. Mereka menyediakan layanan pendampingan yang mencakup persiapan lahan, pemilihan varietas, penanaman, perawatan, hingga panen. Pendampingan diberikan kepada individu maupun kelompok masyarakat yang ingin mulai membudidayakan kopi baik dalam skala kecil maupun menengah.
Peran sebagai Pusat Edukasi Kopi
Patani Coffee menjalankan peran sebagai pusat pembelajaran informal bagi masyarakat yang tertarik dengan budidaya kopi. Edukasi yang diberikan meliputi teknik bercocok tanam, proses pasca panen, hingga pemahaman karakter robusta Leuwiliang. Kegiatan edukasi dilakukan di lokasi kebun maupun melalui kunjungan ke lahan petani.
Aktivitas ini memperlihatkan bahwa Patani Coffee tidak hanya bergerak dalam perdagangan kopi, tetapi juga berusaha memperkuat ekosistem kopi Leuwiliang dari sisi produksi, pengetahuan, dan keberlanjutan.










