Di balik nama Exquise Patisserie, ada satu kalimat yang cukup merangkum perjalanan brand ini, yaitu from banker to baker. Bukan sekadar jargon, tapi cerita nyata seorang mantan banker yang sempat dilarang membuka bisnis kue karena dianggap tidak bisa membuat kue.
“Pada saat saya mau buka bisnis ini, banyak yang melarang. Karena saya bukan expert di bikin kue,” kenang Andrye Setiawan, CEO Exquise Patisserie. Yang ia punya waktu itu hanya satu hal yaitu kecintaan pada kue, dan intuisi bahwa ada kesempatan besar di dunia gifting untuk nasabah bank.
Selama 12 tahun bekerja di bank, ia melihat pola yang berulang, yaitu setiap ulang tahun atau momen spesial, nasabah prioritas dikirimi banyak hampers dan kue. Tapi sering kali, baik yang mengirim maupun yang menerima sendiri tidak tertarik untuk memakannya.
“Kadang yang ngasih pun enggak mau makan kue itu, yang dikasih juga enggak tertarik. Entah bukan selera mereka, atau kualitasnya biasa saja,” ujarnya.
Dari situ muncul ide, yaitu bagaimana kalau ada brand kue yang memang enak tapi tetap affordable, dan bisa jadi hadiah yang pantas untuk orang-orang spesial?
Diawali Dari Online dan Satu Lantai Ruko
Exquise Patisserie resmi berdiri pada 2014, dimulai dari bisnis online. Produksi dilakukan di satu lantai di sebuah ruko, dimana seluruh dapur dan proses pembuatan kue dijalankan.
Modal peralatan pun tidak datang sekaligus. Mixer, oven, dan berbagai perlengkapan baking dibeli satu per satu, mengikuti kemampuan cashflow.
“Bisnis ini saya mulai dari nol. Jadi benar-benar seadanya. Bisa beli satu alat, ya beli. Ada uang lagi, baru nambah,” cerita Andrye.
Baru pada 2015, Exquise membuka outlet pertama di Menteng, Jalan HOS Cokro Aminoto. Dari satu titik ini, Exquise mulai dikenal sebagai toko kue yang fokus pada whole cake dan kue untuk berbagai occasion, seperti ulang tahun, acara kantor, hingga hari raya keagamaan.
Exquise dan “Priority Gift for Priority People”
Nama Exquise diambil dari bahasa Prancis yang berarti delicious atau “enak”. Sejak awal, Andrye ingin membuat brand kue yang bukan hanya cantik dari luar, tapi juga menyenangkan saat dimakan.
Seiring berjalannya waktu, lahirlah company value yang sekarang sangat melekat, yaitu “Priority Gift for Priority People.” Idenya adalah kalau seseorang cukup penting untuk dikirimi hadiah, maka hadiah itu seharusnya juga spesial dan diprioritaskan—baik dari segi rasa, tampilan, maupun kualitas.
Karena latar belakang dunia perbankan, wajar jika sebagian besar fokus awal Exquise adalah gifting untuk nasabah prioritas. Hingga hari ini, Exquise masih menjadi pemasok kue dan hampers untuk sejumlah bank dan perusahaan besar, terutama pada momen-momen seperti Natal, Lebaran, dan Imlek. Banyak corporate yang memesan hampers dalam jumlah besar jauh hari sebelum hari H.
Dari Satu Lantai ke Tujuh Outlet dan Sebuah Central Kitchen
Pertumbuhan Exquise berjalan organik. Dari satu lantai ruko, berkembang menjadi dua lantai, lalu tiga lantai, hingga akhirnya dua ruko empat lantai yang sekarang berfungsi sebagai central kitchen dan kantor. Total luas central kitchen sekitar 800 m², dengan peralatan yang terus ditingkatkan kualitasnya seiring pertumbuhan bisnis.
Saat ini, Exquise Patisserie memiliki tujuh outlet, di antaranya:
- Menteng
- Gunawarman
- Kelapa Gading
- Gading Serpong
- Gunung Sahari
- Jatinegara
- Depok
Hanya outlet di Gunawarman yang mengusung konsep bistro, dengan kapasitas lebih besar dan menu yang lebih lengkap untuk dine-in. Outlet lain fokus sebagai bakery dan patisserie.
Kualitas Produk yang Dijaga
Sekitar 60% penjualan Exquise berasal dari whole cake, disusul sekitar 30% dari hampers, dan sisanya dari bakery kecil serta minuman. Gaya kue mereka banyak terinspirasi dari patisserie Prancis yaitu detail, cantik, dan kaya layer.
Beberapa kue memiliki lapisan-lapisan rasa yang cukup kompleks, sehingga ketika dinikmati, tiap suapan terasa lebih “penuh” dan tidak monoton. Di sinilah Exquise ingin menempatkan dirinya: kue yang enak dimakan, nyaman dilihat, dan aman dikirim sebagai hadiah.
Di balik dapur produksi, Exquise memiliki tim R&D internal dengan chef muda yang berpengalaman di dunia pastry shop dan bakery. Mereka mengembangkan produk baru, menyesuaikan tren, sambil tetap memastikan rasa dan teksturnya sesuai ekspektasi founder dan pelanggan.
Operasional harian ditopang tim COO dan operation, yang mengurus alur kerja di central kitchen hingga distribusi ke outlet. Tujuannya satu: produk yang diterima di Depok atau Gunawarman harus punya standar yang sama.
Pelajaran dari Perjalanan Exquise
Andrye juga menyatakan bahwa bisnis F&B butuh keberanian namun perlu perhitungan risiko yang matang.
Awal bisa sangat berat, tantangan banyak, dan penolakan datang dari mana-mana. Tapi selama bisnis bisa memberi solusi yang jelas untuk pelanggan, maka peluang untuk berkembang selalu ada.
Dari seorang banker yang dulu dilarang buka toko kue, hingga kini memimpin Exquise Patisserie dengan tujuh outlet dan layanan priority gift for priority people, perjalanan ini menunjukkan bahwa kadang, rasa percaya pada ide sendiri bisa mengalahkan batasan teknis di awal.










