Jika Anda seorang pecinta kuliner pasti sudah tidak asing dengan matcha, teh tradisional Jepang yang memiliki warna hijau cerah dan kaya akan antioksidan.
Matcha kini populer di seluruh dunia sebagai bahan makanan dan minuman yang lezat sekaligus menyehatkan.
Namun, apakah Anda tahu bagaimana sejarah matcha dan mengapa matcha begitu istimewa? Simak ulasan lengkap tentang matcha! Mulai dari sejarah, manfaat, hingga kreasi makanan dan minuman unik yang memanjakan lidah.
Apa Itu Matcha?
Dilansir dari Britannica, secara harfiah, kata “matcha” berasal dari bahasa Jepang. Terdiri dari dua kata, yaitu matsu yang berarti “menggosok” atau “menggiling” dan cha yang berarti “teh”.
Namanya memang menyiratkan bagaimana ia dibuat. Proses pembuatan matcha cukup unik. Tahap pertama, daun teh hijau dipetik, dikeringkan, kemudian digiling hingga menjadi bubuk halus berwarna hijau terang.
Daun teh yang digunakan untuk matcha ditanam dengan cara khusus, yaitu ditutupi beberapa minggu sebelum panen untuk meningkatkan kandungan klorofilnya. Inilah yang memberikan warna hijau khas dan rasa yang sedikit manis.
Uniknya hanya pucuk daun dan tiga lapisan daun teratas dari tanaman Camellia sinensis yang dipanen untuk mendapatkan matcha dengan kualitas terbaik!
Setelah dipetik, daun tersebut dikukus untuk mencegah oksidasi, kemudian digiling dengan batu secara perlahan-lahan. Proses ini membutuhkan keahlian tinggi dan menjadikan matcha sebagai salah satu jenis teh dengan harga mahal di dunia.
Sejarah Teh Tradisional Jepang, Matcha: Dari China ke Jepang
Setelah mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan matcha, kini waktunya untuk mengetahui bagaimana perjalanan sejarah teh tradisional Jepang ini.
Dilansir dari Asi Creation, perjalanan teh berwarna hijau ini dimulai di China pada abad ke-12. Saat itu ada seorang biksu Buddha bernama Myoan Eisai memperkenalkan minuman ini ke Jepang.
Awalnya, matcha digunakan sebagai bagian dari ritual meditasi para biksu Zen. Matcha membantu mereka mempertahankan tingkat konsentrasi dan ketenangan selama meditasi panjang.
Pada era Kamakura (1192-1333), teh ini mulai digunakan secara rutin oleh para biksu Zen di Jepang. Lambat laun teh ini akhirnya menjadi simbol dalam upacara teh yang dikenal dengan nama chado atau sado, yang berarti “jalan teh”.
Upacara teh ini sangat kental dengan nilai-nilai Zen seperti keharmonisan (wa), penghormatan (kei), kemurnian (sei), dan ketenangan (jaku).
Pada abad ke-16, seorang tokoh terkenal dalam sejarah teh Jepang bernama Sen Rikyū mengembangkan konsep wabi-cha. Konsep ini adalah gaya upacara teh yang lebih sederhana. Menggunakan peralatan yang tampak sederhana namun artistik.
Filosofi yang mendasari wabi-cha adalah penghargaan terhadap keindahan dalam kesederhanaan dan ketenangan.
Kandungan dan Manfaat Matcha bagi Kesehatan
Matcha mengandung lebih banyak kafein dibandingkan teh hijau lainnya. Jika dikonsumsi dalam jumlah yang moderat, matcha dapat membantu meningkatkan daya ingat dan persepsi.
Kandungan antioksidannya yang tinggi menjadikan matcha suplemen makanan yang menyehatkan dan berpotensi membantu melawan kanker.
Selain itu, matcha juga diyakini dapat meredakan stres dan kecemasan. Kandungan katekin di dalamnya diketahui bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan kolesterol dalam tubuh.
Manfaat lain dari matcha antara lain:
- Meningkatkan Fungsi Otak: Kandungan L-theanine dalam matcha dapat membantu meningkatkan daya ingat dan fokus.
- Mendukung Kesehatan Jantung: Antioksidan dalam matcha diketahui dapat membantu menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol.
- Membantu Menjaga Berat Badan: Kandungan katekin dalam teh hijau ini juga diyakini mampu meningkatkan metabolisme dan membakar lemak.
Apa saja kreasi makanan dan minuman yang menggunakan natcha? Simak di halaman berikutnya yuk!