Roti Endolita, sebuah bisnis roti yang bermula pada masa pandemi tahun 2021, menceritakan kisah perjuangan dan keberhasilan mereka dalam menciptakan brand yang unik dan diminati oleh masyarakat. Dalam wawancara eksklusif dengan Adhi Putra dan Rahayu Utami, terungkap bagaimana mereka memulai, menghadapi tantangan, dan merencanakan pengembangan ke depan.
Menciptakan Roti Endolita: Sebuah Inovasi pada Masa Pandemi
Adhi Putra dan Rahayu Utamiyang bertanggung jawab melakukan kegiatan operasional bisnis roti sobek nan lembut di Bogor mengisahkan awal mula perjalanannya.
Bermula dari keputusan Ibu Novi selaku owner untuk mencoba menciptakan roti sendiri setelah sebelumnya menjadi bagian dari salah satu franchise. Ia dan rekan bisnis termasuk Adhi Putra dan Rahayu Utami memutuskan untuk menciptakan sesuatu yang sesuai dengan selera lokal.
Dengan dukungan suami Ibu Novi, Pak Angga, mereka mencari resep yang cocok, dan melakukan riset. Mulai dari proses perancangan roti, dan mencoba berbagai varian. Sampai kemudian ditemukanlah resep roti sobek yang diandalkan. Resep tersebut kemudian menjadi varian pertama yang mereka tawarkan kepada konsumen.
Nama “Endolita”: Simbol Kelezatan dalam Bahasa Tongkrongan
“Mengapa dinamakan Roti Endolita?” pertanyaan ini pun diajukan dalam wawancara. Adhi Putra dengan ceria menjelaskan, “Endolita itu diambil dari nama Endol. Endol itu berarti ‘Enak..’ yah mas.” . “Nah, Endolita itu artinya enak banget dalam bahasa tongkrongan,” kata Adi saat wawancara bersama tim dari Bake.Co.Id pada Rabu (29/11/2023).
Dengan penuh keceriaan, Adhi Putra menjelaskan bahwa kata “Endol” diambil dari kata “Enak,” dan penambahan akhiran “-ita” memberikan arti kelezatan yang lebih mendalam.
Dalam bahasa sehari-hari, Endolita diartikan sebagai sesuatu yang sangat enak atau lezat. Nama ini dipilih untuk mencerminkan cita rasa unggul dari roti yang mereka produksi.
Nama inilah yang diusung dan tersebar ke delapan buah cabang yang ada. Gerai-gerai tersebut hadir di Pagelaran, Kampus IPB Dramaga, Ciomas, Cilendek, Bangbarung, Ciapus, Hotel Salak, dan satu gerai di Jakarta.
Varian dan Penetrasi Pasar
Dari awalnya hanya menawarkan roti sobek, brand roti ini kemudian mengembangkan diri dengan menciptakan lebih dari 35 varian rasa. Mereka terus mencoba, menggali ide, dan akhirnya menemukan varian-varian baru yang disukai oleh konsumen.
“Dari 30-an rasa ini yang paling disukai konsumen atau best seller itu almond, coklat, chocomaltine, butter cream, mocca, abon-abonan. Juga rasa abon menjadi favorit konsumen,” jelas Adi.
Produk lain juga mereka tawarkan seperti roti kering dan bagelen. Ada yang unik dari bagelen karena mereka menyertakan saus tambahan ke dalamnya. Jadi jika konsumen menginginkannya, pembeli bisa menambahkan saus. Terdapat saus vanila, coklat, dan keju yang menambah kelezatan sensasi rasa bagelen.
Proses pemasaran roti sobek lembut ini juga menarik perhatian. Mereka memanfaatkan media sosial, terutama TikTok dan Instagram, sebagai platform utama untuk promosi. Dengan kreativitas dalam pembuatan konten, mereka berhasil menarik perhatian konsumen dan membangun basis penggemar yang setia.
Halaman berikut: Tantangan dan Strategi ke Depan