Ada sebuah kudapan berasal dari Waringin Kurung tepatnya di Kabupaten Serang bernama Roti Gulacir. Seperti apa makanan yang dari namanya saja sudah membuat penasaran ini?
Indonesia memang memiliki banyak sekali varian makanan khas dari berbagai daerah. Mulai dari menu berat sampai dengan produk baking yang sudah dapat ditemui bahkan di kampung-kampung. Salah satunya ada kudapan khas dari Kab. Serang bernama gulacir. Hal paling unik adalah nama roti ini sama dengan nama daerah asalnya lho!
Penasaran? Yuk simak sampai habis ulasan ini!
Nama Roti Gulacir Diambil dari Nama Asalnya
Mari bahas mengenai penamaan dari sebuah menu roti dari Serang ini. Berdasarkan sumber, ada sebuah desa bernama Kampung Gulacir yang terletak di Kecamatan Waringin Kurung. Ternyata dari tempat yang sama pula hadir kudapan roti yang menjadi ciri khas daerah tersebut dengan nama serupa.
Sehingga apabila Anda mendengar kata “Gulacir,” niscaya Anda bukan saja ingat pada sebuah kampung tetapi juga nama roti.
Cita Rasa Roti Gulacir
Bahan-bahan utama yang digunakan untuk membuat roti ini antara lain tepung dan gula pasir. Cara membuatnya bisa dibilang cukup sederhana, hanya saja dibutuhkan durasi yang cukup lama untuk mengolah adonan. Contohnya waktu yang diperlukan untuk menguleni memakan waktu antara 30 – 60 menit.
Setelah diuleni, adonan kemudian didiamkan selama 1 hari. Apabila proses menunggu selama seharian sudah selesai, lalu adonan akan dipanggang selama 3 menit.
Hasil dari proses ini akan menghasilkan cita rasa roti yang manis dengan harumnya aroma gula. Varian yang umum dibuat oleh pengrajin biasanya ada dua, yaitu rasa original (gula putih), dan rasa gula jawa.
Kudapan dari Kampung Gulacir ini cocok dijadikan buah tangan karena memiliki daya tahan yang cukup lama mencapai 30 hari di suhu ruang. Hal itu membuat Anda tidak perlu menggunakan mesin pendingin untuk menyimpan roti. Bahkan penyimpanan di dalam ruang dingin tidak disarankan agar makanan ini tetap empuk.
Tidak Sembarang Orang Bisa Membuatnya
Selain asal muasal namanya yang unik, ternyata roti dari Serang bernama Gulacir ini tidak sembarangan orang bisa membuatnya. Karena untuk menghasilkan adonan yang ideal diperlukan keahlian khusus.
Seperti yang disampaikan oleh salah satu pengrajin dari Kampung Gulacir bernama Ratu Sunenah. Ia menyampaikan bahwa apabila belum memiliki pengalaman maka proses membuat roti seringkali hanya berujung pada kegagalan. Jadi apabila seseorang belum begitu ahli dalam membuat roti ini kemungkinan besar tidak akan mendapatkan hasil yang diinginkan.
“Resep Roti Gulacir itu cuma dibuat dari tepung dan gula pasir. Semua itu tidak memakai bahan pengawet. Selain itu perlu keahlian khusus untuk membuatnya,” ujar Sunenah dilansir dari Kabar Banten.
Sentra Pembuatan Roti Gulacir
Kampung Gulacir dapat dikatakan menjadi sentra pembuatan kudapan ini. Akan tetapi tidak banyak yang menjadi lokasi produksinya. Dari beberapa rumah yang berpraktek menjadi pengrajin roti, rumah Ratu Sunenah adalah yang terbesar. Salah satu alasannya karena di sini dilakukan proses produksi setiap hari.
“Kalau di tempat yang lain itu ada waktu khusus untuk buat roti. Berbeda dengan di rumah produksi ini karena setiap hari Roti Gulacir diproduksi,” lanjut Sunenah.
Roti yang tidak menggunakan bahan pengawet ini dapat ditemui di pasar-pasar yang ada di sekitaran Banten. Misalnya saja di Pasar Waringin Kurung. Kemudian tersedia pula di Pasar Kasemen dan Pasar Mancak.
Kudapan khas kampung di Serang ini bisa dibilang menjadi salah satu kudapan murah meriah dengan harga terjangkau oleh kantong masyarakat kebanyakan. Sementara itu jika dibeli di rumah produksinya langsung tentu harganya bisa lebih miring. Cocok jika ada yang ingin menjadi reseller baik di warung atau dirumah sendiri.
Kudapan Kampung yang Menembus Luar Pulau
Sementara itu menurut pengusaha roti lain bernama Lulu Ratna Suwasti, ia menyampaikan jika menu ini sudah merambah ke wilayah lain, mulai dari Batam sampai Papua. Hal itu terjadi karena banyak pembeli yang berasal dari sekitar desa namun merantau ke berbagai daerah. Bahkan bisa sampai ke Mekkah!
“Alhamdulillah, roti ini paling jauh sampai Mekkah. Karena orang pergi umroh dari sini sambil membawa roti untuk dibagikan di sana. Belum lama juga sampai ke Papua, juga Batam. Memang penjualan belum sampai sana, karena baru sebatas orang membeli lalu dibawa jauh,” kata Lulu dilansir dari Banten Raya.
Inilah tantangan yang dihadapi industri dari daerah seperti Kampung Gulacir. Kendala utama yang dirasakan adalah dari kemasan. Apabila bungkusnya diperbaiki maka ia harus menambah biaya produksi. Beban ini menjadi bertambah apabila menggunakan kemasan kekinian.
Akan tetapi ia terus berharap agar Roti Gulacir bisa dipasarkan sampai keluar daerah dengan konsisten, setidaknya ke Jakarta. Ia juga ingin supaya bisa membuat kemasan lebih menarik.
Bagaimana menurut Anda? Apakah Anda berminat untuk mengembangkan bisnis roti dari daerah seperti Roti Gulacir ini? Mari kembangkan terus khasanah roti dan kue dari berbagai sudut Indonesia!
Baca juga: Bakery di Serang Sajikan Roti Lembut Nikmat