Ada kue yang populer dan dianggap sebagai oleh-oleh khas dari sebuah daerah di Jawa Barat. Menu yang akan dibahas kali ini adalah mochi legendaris Sukabumi. Ada dua merek yang sudah berdiri sejak era 1970 dan 1980-an dan masih ada hingga kini. Wah apa saja ya?
Bicara tentang mochi legendaris Sukabumi, kue yang dibuat dari beras ketan yang manis, lembut dan kenyal kemudian diberikan isi kacang tanah merupakan menu yang dipengaruhi budaya Cina. Ketika masuk ke tanah air, Sukabumi menjadi daerah yang banyak menyajikan makanan ini. Dilansir dari Detik Food, ada dua merek mochi legendaris yang bisa ditemui dan dijadikan buah tangan.
Mochi Legendaris Sukabumi Bernama Mochi A. Yani
Brand pertama adalah Mochi A. Yani. Usaha kuliner ini sudah ada sejak 1970-an. Hal yang unik adalah letak bisnis mochi ini berada di dalam gang berukuran kecil. Ternyata walaupun ada di dalam gang kecil, mereka sudah menjalankan usaha turun temurun hingga kini dipegang oleh generasi ketiga.
Jadi kakek saya datang dari China ke Sukabumi dengan kemampuan membuat mochi. Ia adalah sosok yang mempelopori Mochi A. Yani,” kata Hendry saat ditemui di tokonya yang berada di Jalan Ahmad Yani 170A, Sukabumi, Sabtu (23 Juli 2022).
Tentu saja kondisi naik turun mengelola bisnis selama 50 tahun sudah dialami. Bahkan Hendy pernah melewati masa-masa suram ketika terjadi kerusuhan rasial yang menyasar etnis Tionghoa.
Mochi Lampion
Merek mochi legendaris Sukabumi lainnya adalah Mochi Lampion. Toko ini sudah ada sejak 1983 yang didirikan oleh Engkus Kuswandi. Berbeda dengan Mochi A. Yani, Engkus Kuswandi bukan berasal dari keturunan Tionghoa.
Perjalanan Mochi Lampion diawali dari kampung Kaswari, Kec. Cikole, Sukabumi.
“Perkampungan Kaswari memproduksi mochi secara turun temurun. Saat ini masuk ke generasi kedua. Orang pertama adalah alm. Engkus Kuswandi yang orang asli Sukabumi. Kemudian diturunkan ke anak-anaknya, generasi kedua bernama Wanti Kuswanti dan Nanti Kusnanti,” ucap Direktur Operasional Mochi Lampion, Rudi Witarasa.
Pada awal berdirinya, merek mochi ini sempat dianggap remeh sebab dijual keliling. Apabila masih tersisa maka dijual ke pasar untuk dijadikan dodol. Namun kemudian Mochi Lampion masuk ke media nasional serta mendapatkan dukungan dari pemerintah setempat yang menjadikan mochi sebagai simbol kuliner khas Sukabumi.
Inovasi terus dilakukan Mochi Lampion dengan menawarkan varian rasa baru. Mulai dari Milo, Nutella, dan lain sebagainya hingga saat ini sudah ada 18 rasa.
Perjalanan dua merek mochi legendaris yang ada di Sukabumi ini dapat menjadi contoh bahwa sebuah kuliner khas daerah bisa menjadi icon dan maju. Bisnis ini bukan saja mewakili cita rasa sebuah daerah, namun sekaligus menjadi penggalan kisah sejarah dan menjadi legenda.
Baca juga: Injeolmi, Si Pencuci Mulut dari Korea Selatan yang Mirip Mochi