Ada sebuah menu roti yang disebut shokupan oleh warga Jepang dan kini menjadi tren ke seluruh dunia dikenal dengan nama Japanese Milk Bread. Seiring waktu, menu yang satu ini terus mengalami pengembangan dengan varian warna rainbow yang terkesan lucu dan menarik.
Bagaimana sesungguhnya kisah dari Japanese Milk Bread itu sendiri? Dilansir dari berbagai sumber, berikut pembahasan lebih lanjut mengenai menu dari negeri matahari terbit itu.
Sejarah Japanese Milk Bread
Karena Japaneses Milk Bread merupakan menu yang sangat populer dan kini mendunia, ada baiknya kita simak bagaimana sejarahnya. Sama seperti makanan lain yang menjadi ciri khas dari sebuah negara, shokupan atau ‘roti susu’ dari Jepang ini memiliki kisahnya sendiri.
Dilansir dari sbs.com.au, shokupan pertama dijual di sebuah bakery di Yokohama pada tahun 1880-an. Namun yang membuatnya bukanlah orang Jepang. Melainkan seorang baker dari Inggris. Ia membuat roti bagi para ekspatriat dan angkatan laut.
Apabila ditarik lebih jauh lagi, roti meraih popularitasnya di Jepang bersamaan dengan berbagai unsur budaya Barat lain terjadi pada era Meiji, antara tahun 1868-1912. Kemudian setelah masa perang selesai dan beras (yang menjadi bahan pokok utama masyarakat Jepang) mengalami kelangkaan, Amerika datang dengan bantuannya berupa aneka biji gandum.
Bentuk olahan gandum tersebut dibuat menjadi bagian dari bekal makan siang anak-anak di Jepang atau disebut juga dengan kyushoku. Akhirnya seiring waktu, roti semakin populer untuk dijadikan makanan di rumah-rumah masyarakat negeri sakura.
Japanese Milk Bread Menjadi Ciri Khas Roti dari Jepang
Seperti layaknya penyerapan budaya, sebuah menu makanan pun seringkali mengalami adaptasi ketika berpindah dari negeri asalnya. Sama seperti roti yang populer di Jepang, masyarakat di sana mengadaptasinya menjadi makanan yang cenderung terasa lembab, namun dengan bagian dalam lembut disertai aroma harum yang dapat dirasakan pada bagian kulitnya.
Inilah yang disebut dengan shokupan atau Japanese Milk Bread. Bahkan iklan-iklan yang menunjukkan produk ini seringkali memberikan adegan roti yang dibelah, kemudian terlihat bagian dalam berwarna putih lembut bagaikan bantal. Dari situ saja kita sudah bisa membayangkan kelembutannya bukan?
Seorang manajer dari Morethan Bakery bernama Shinji Nagata menyebut tekstur seperti bantal itu sebagai ‘mochi-mochi’. Sebuah istilah yang digunakan untuk suatu makanan yang lembut dan kenyal. Istilah ini diambil dari kesan yang dirasakan ketika memakan kue beras tradisional ala Jepang yang disebut juga kue mochi.
“Walaupun pada dasarnya shokupan ini merupakan roti tawar, namun Anda dapat merasakan aroma gandum dan ketika dimakan akan terasa fluffy,” kata Maiko Nishiki, seorang penyelenggara festival artisan di Tokyo, Aoyama Pan Matsuri.
Seorang pemilik bakery lainnya bahkan mengatakan jika shokupan merupakan menu paling penting di Jepang.
“Shokupan sangat populer beberapa tahun belakangan ini,” kata Shun Hashimoto, pemilik Azuki Japanese Bakery yang terletak di Newtown, Sydney. “Saya bahkan berani bilang jika shokupan atau Japanese Milk Bread merupakan roti paling penting di Jepang”
Menggunakan Metode Unik Saat Pembuatannya
Japanese Milk Bread atau shokupan biasanya dibuat menjadi dua bentuk umum. Pertama, yama (seperti ‘gunung’ yang memiliki bagian puncak) dan kaku (roti dengan sudut persegi seperti roti tawar pada umumnya). Sementara susu dan krim segar biasanya ditambahkan untuk meningkatkan sensasi creamy-nya dan menambah kelembutan roti.
Tetapi patut dicatat walaupun komponen produk olahan susu memegang peranan penting untuk menjadikan roti ini lembut dalam jangka panjang, namun yang sungguh-sungguh memberikan kelembutan dan tekstur bouncy tidak lain adalahi proses pembuatannya. Metode ini disebut dengan yudane, sebuah cara pembuatan roti yang umum digunakan saat mengolah Japanese Milk Bread.
Metode yudane ini dilakukan dengan cara membuat semacam lapisan lemak dengan mencampur tepung dengan air atau susu. Perbandingan antara keduanya yaitu 1:5 kemudian dimasak pada suhu 65 ° C agar pati dalam tepung berubah menjadi gelatin.
“Saya menggunakan metode yudane untuk menghasilkan roti yang lebih manis, lebih lembut, lembab dan kenyal,” kata Hashimoto.
“Cara seperti ini membuat roti menjadi mirip seperti nasi, yang lebih akrab dengan lidah orang Jepang. Maka tidak heran apabila metode ini sangat populer digunakan di Jepang,” lanjutnya.
Menu yang paling mirip dengan Japanese Milk Bread adalah roti tawar dengan gaya Amerika yang sering ditemui di berbagai supermarket. Keduanya memang memiliki tekstur empuk di bagian dalam, dengan kulit yang tipis.
Namun antara roti tawar biasa dengan shokupan memiliki perbedaan utama: “Shokupan jauh lebih diperkaya, artinya mengandung lebih banyak lemak,” kata Larissa Zhou, seorang food scientist dari Modernist Bread, dilansir dari Bonappetit.com.
Baca juga: Di PIM 3 Ada Gerai Roti Cream Premium ala Jepang Loh!
Tren Japanese Milk Bread Rainbow
Japanese Milk Bread pada awalnya berbentuk seperti roti tawar seperti yang biasa kita lihat di toko-toko. Perbedaannya hanya pada bagian dalamnya yang terasa lebih lembut dan berserat dengan aroma susu yang terhirup jelas.
Namun seiring waktu kini semakin populer shokupan dengan variasi berbentuk bun yang disebut Japanese Milk Bun. Bentuknya terkesan lucu berupa satu loyang segi empat mirip seperti roti kasur namun dengan warna-warni seperti pelangi. Sehingga jika dilihat dari jauh tidak membosankan dan menarik perhatian.
Jika Anda tertarik membuat roti yang berpenampilan menarik ini, Anda bisa mengolahnya sendiri menggunakan resep yang dilansir dari Cookpad.com, hasil kreasi dari Tania Helena berikut ini:
Bahan-bahan yang diperlukan:
- 500 gram tepung terigu protein tinggi
- 2 sendok teh ragi instan
- 60 gram gula pasir
- 3/4 sendok teh susu vanila L’arome
- 370 ml susu cair dingin
- 5 gram garam
- 60 gr margarin/mentega
- Pewarna makanan secukupnya
Sementara untuk taburannya Anda bisa menggunakan ½ sdm tepung dan 1 sdt gula halus.
Cara membuat Japanese Milk Bread Rainbow:
- Tepung, ragi, vanilla L’arome dan gula pasir dimasukkan kemudian diaduk rata, lalu larutkan garam bersamaan dengan susu lalu tuang perlahan
- Setelah bercampur semuanya hingga merata, saatnya masukkan margarine atau butter kemudian uleni hingga setengah kalis
- Bagi-bagi adonan sesuai dengan jumlah warna yang akan digunakan. Setelah itu berikan pewarna sambil terus diuleni hingga kalis elastis dan warna tercampur merata. Banyaknya adonan yang akan diwarnai dapat dikalikan dengan jumlah bulatan. Setelah itu tutup lalu diamkan adonan hingga mengembang dua kali lipat ukurannya.
- Bagi-bagi adonan ke dalam ukuran masing-masing 40gr lalu berikan isian dan bentuk menjadi bulat. Letakkan ke dalam loyang yang sudah dialasi kertas roti dan telah dioles mentega. Diamkan sampai mengembang dua kali lipat, lalu berikan taburan tepung dan gula yang sudah dicampur.
- Masukkan ke dalam oven yang telah dipanaskan terlebih dahulu pada suhu 200 derajat celcius. Panggang adonan pada suhu 160 derajat celcius selama 30 menit, atau suhu 175 derajat celcius selama 20 menit. Kemudian keluarkan roti yang telah matang untuk dibiarkan sampai dingin.
Itulah pembahasan mengenai Japanese Milk Bread yang semakin populer ke seluruh dunia dengan berbagai variasinya. Apakah Anda tertarik membuatnya sendiri? Atau penasaran ingin mencicipinya? Semoga ulasan ini bisa menginspirasi Anda!
Baca juga: Seniman Jepang Menyulap Roti Menjadi Glowing