Indonesia memiliki warisan kuliner yang kaya, dan kecap adalah salah satu bumbu yang paling ikonik. Selain brand besar, banyak kecap legendaris Indonesia yang terus bertahan hingga kini dan termasuk anti mainstream.
Mulai dari nasi goreng, ayam bakar, hingga mie goreng, kehadiran kecap selalu memperkaya rasa masakan Nusantara. Di tengah kehadiran brand pabrikan besar, Anda patut tengok kecap lokal tradisional yang mampu memberikan cita rasa tersendiri!
Kecap Legendaris Indonesia yang Terus Menyebarkan Kelezatan Hingga Kini
Di balik merek kecap komersial yang mendominasi pasar, masih ada kecap legendaris Indonesia. Berbagai merk ini mampu bertahan dengan keunikannya.
Berikut adalah enam kecap tradisional yang tetap eksis hingga kini:
1. Kecap Maja Menjangan (Majalengka)
Di Majalengka, kecap bukan hanya sekadar bumbu dapur, tetapi juga bagian dari tradisi. Dua merek legendaris dari daerah ini, yakni Kecap Cap Maja Menjangan (MM) dan Cap Segitiga, telah memanjakan lidah masyarakat selama puluhan tahun.
Kecap Cap Maja Menjangan sudah ada sejak 1940, dikenal dengan cita rasa otentik yang berasal dari fermentasi kedelai hitam tanpa bahan pengawet. Bahan penyedap rasa ini dapat bertahan hingga dua tahun, membuktikan kualitas proses pembuatannya.
Kecap ini menjadi bagian penting dari masakan tradisional Majalengka, mulai dari tumisan hingga olahan daging.
2. Kecap Cap Matahari (Cirebon)
Kecap Cap Matahari adalah kebanggaan Cirebon yang dimulai oleh The Han Tjiang pada 1940-an. Awalnya dijual keliling menggunakan sepeda, kini kecap ini telah menjadi salah satu merek andalan daerah tersebut.
Proses pembuatan kecap ini melibatkan fermentasi kedelai dengan jamur Rhizopus, menghasilkan aroma dan rasa yang khas.
Kecap Cap Matahari sering digunakan untuk hidangan khas Cirebon seperti empal gentong dan nasi jamblang, menambah kelezatan pada makanan tersebut.
3. Kecap Cap Sawi (Kediri)
Kecap Cap Sawi berasal dari Kediri dan telah ada sejak 1935. Dibuat oleh Ibu Segerwati dengan resep turun-temurun, kecap ini mempertahankan kualitasnya dengan menggunakan bahan alami tanpa tambahan bahan kimia.
Proses pembuatannya yang tradisional membuat cita rasa kecap ini sulit disaingi. Meskipun kini produksi Kecap Cap Sawi telah menggunakan teknologi modern, ciri khas tradisionalnya tetap dipertahankan. Tidak heran jika kecap ini jadi favorit di daerah Kediri dan sekitarnya untuk melengkapi masakan seperti tahu campur atau rawon.
4. Kecap Cap SH (Tangerang)
Kecap SH, atau yang juga dikenal sebagai Kecap Siong Hin, merupakan salah satu kecap legendaris dari Kota Tangerang. Kecap ini dikenal sebagai “Kecap Benteng” karena sering dijadikan oleh-oleh khas Tangerang, terutama bagi wisatawan yang berkunjung ke kawasan Benteng Heritage di Pasar Lama, sebuah area yang kaya akan situs cagar budaya.
Dibuat pertama kali pada tahun 1920 oleh Lo Tjit Siong, seorang keturunan Tionghoa, kecap SH kini dikelola oleh generasi keempat, yaitu Latief Sukaryadi. Pabriknya berlokasi di Jalan Saham, Kelurahan Sukasari, Tangerang, hanya sekitar satu kilometer dari kawasan Pasar Lama.
Produksi kecap SH masih dilakukan secara terbatas dan lebih banyak melayani pesanan daripada diproduksi secara massal.
Meski demikian, permintaan yang tinggi dari pelanggan, baik untuk konsumsi langsung maupun dijual kembali, membuat produksinya tetap konsisten.
Untuk kemasan, kecap SH menawarkan berbagai pilihan, mulai dari botol plastik hingga botol kaca, sesuai dengan standar kecap modern, namun tetap mempertahankan cita rasa otentik yang diwariskan sejak hampir seabad yang lalu.
Masih ada dua merk kecap lagi! Yuk teruskan membaca di halaman berikutnya!